Yang Fana Adalah Waktu, Kita Abadi Pancaran Air Hidup 2 April 2024

2 April 2024

Bacaan: 1 Korintus 15 : 50 – 58  |  Pujian: PKJ. 274
Nats: “Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (Ayat 58)

Nama Sapardi Djoko Damono tentu tak lagi asing di telinga kita. “Yang Fana adalah Waktu” merupakan salah satu puisi karya beliau, yang demikian …

Yang fana adalah waktu. Kita Abadi:
Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.
Kita abadi.

Menurut salah satu jurnal analisis puisi dengan pendekatan stilistika, puisi ini seakan mengajak kita untuk melakukan introspeksi diri sekaligus mengingatkan tugas dan fungsi kita sebagai manusia. Tujuan sebenarnya kita hidup di dunia, bukan untuk mengejar semua yang ada di dunia ini, melainkan mempersiapkan bekal untuk kehidupan kita selanjutnya, yakni kehidupan di akhirat yang merupakan makna dari “kita abadi.”

Rasul Paulus dalam bacaan kita pada hari ini menerangkan tentang kefanaan dan keabadian. Paulus menekankan bahwa manusia sesuai dengan sifat alamiahnya yang fana, tidak dapat menjadi bagian dari Kerajaan Allah yang abadi tanpa adanya karya Roh yang mengubahkan. Orang-orang percaya yang telah mati secara jasmani pada masa kedatangan Kristus yang kedua kali akan dibangkitkan, sedangkan yang masih hidup akan diubahkan. Paulus ingin menegaskan bahwa bukan tubuh fana ini yang akan dikenakan ketika menuju keabadiaan, sehingga komitmen untuk merawat serta menjaga aspek yang bersifat rohaniah akan menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bermakna. Komitmen untuk merawat serta menjaga aspek rohaniah ini oleh Paulus dicontohkan dalam keteguhan serta kesediaan untuk giat melakukan pekerjaan Tuhan.

Dalam sukacita masa Paskah ini, marilah kita rayakan kebangkitan Kristus melalui kebangkitan semangat untuk merawat dan menjaga aspek rohaniah kita. Kita kembali mengingat tujuan, tugas, serta fungsi kita di tengah dunia ini. Kita berkomitmen untuk terus melakukan pekerjaan Tuhan dengan setia. Yang fana adalah waktu, kita abadi! Dunia ini fana, waktu kehidupan kita juga fana, namun ikatan kita bersama Tuhan adalah abadi. Amin. [xie].

“Yang fana akan ditelan oleh hidup.”  –  V.C. Pfitzner

Renungan Harian

Renungan Harian Anak