Habit (Kebiasaan) Renungan Harian 18 September 2018

18 September 2018

Bacaan: Kolose 3: 1-11 I  Nyanyian: KJ. 406
Nats:
„Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.“

Habit (: kebiasaan) bisa dikatakan baik atau buruk tergantung dari bentuk dan tujuan dilakukannya. Jika kebiasaan baik yang dilakukan, maka akan berdampak positif bagi si pelaku. Sebaliknya jika kebiasaan buruk yang dilakukan, maka akan berdampak negatif bagi kehidupan si pelaku.

Kita ambil satu kebiasaan buruk yang masih kita temui yakni adu togel/judi/taruhan yang mendarah daging dari masa ke masa di berbagai belahan dunia. Kebiasaan berjudi telah menjadi sumber malapetaka sekaligus sumber keuntungan bagi pihak penyelenggara.

Di Hong Kong ada satu pihak penyelenggara pacuan kuda yang mengantongi ijin resmi monopoli dari pemerintah HK. Mereka mengadakan lotere, taruhan pacuan kuda maupun sepak bola serta judi di seluruh dunia. Di tahun 2014 mereka menyumbang HK$3,6 juta atau sekitar Rp 6,2 miliar kepada negara. Sejak berdiri di tahun 1884, sekolah, universitas, beasiswa, rumah sakit dan berbagai fasilitas umum dibangun oleh mereka, dari keuntungan bisnis taruhan pacuan kuda ini.

Tetapi  kenyataan di balik kesuksesan ini juga cukup pahit. Banyak orang yang kalah, tetapi mereka tak pernah mau berhenti berjudi. Mereka ingin terus mencoba peruntungan dan tidak bisa menghentikan kebiasaan itu begitu saja. Saya sempat bertemu beberapa klien yang menjadi korban kebiasaan berjudi ini.  Seorang Pekerja Migran yang rata-rata menghabiskan setengah gajinya untuk berjudi. Ia mengakui tidak bisa berhenti karena sudah terbiasa.

Tidak hanya berjudi, mungkin kita juga memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tidak bisa kita tahan untuk TIDAK kita lakukan. Mungkin bukan sesuatu negatif seperti perbuatan asusila, selingkuh, memakai narkoba dll, tetapi kebiasaan seperti berbelanja yang berlebihan. Menekuni hobi tertentu sampai lupa pada tanggung jawab dan kewajiban juga bisa dikatakan sebuah kebiasaan buruk karena kita memberi diri untuk diperhambakan oleh kebiasaan tersebut. (iezie)

“Baiklah kita bisa menyeimbangkan hidup dengan memilih kebiasaan yang baik dan tetap menguasai diri.”

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak