Stagnasi Iman Renungan Harian 18 Juli 2018

18 July 2018

Bacaan: Lukas 7: 31-35 I  Pujian: KJ. 29
Nats:
„Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.“ (ayat 35)

Menurut KBBI, kata “Stagnasi” berarti  keadaan terhenti (tidak bergerak, tidak aktif, tidak jalan); tidak maju atau mundur, tetapi pada tingkat yang sangat lambat; tidak mengalir (mengarus). Stagnasi dalam proses hidup manusia adalah ketika seseorang mengalami  hidupnya lesu dan monoton. Bagaimana dengan stagnasi iman?

Stagnasi iman ini dialami oleh para ahli Taurat dan orang Farisi di sekitar Yohanes dan Yesus. Walaupun mereka melakukan ibadah dengan berdoa dan membaca Taurat, mereka tidak bisa melihat kebaikan dan kebenaran tentang Kerajaan Allah yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis dan Yesus. Mereka hanya bisa melihat bahwa Yohanes adalah orang yang dianggap berbeda jalan pemikiran dengan mereka sehingga mereka membenci pendapat dan ajarannya.  Bagi mereka, Yesus tidak memiliki kebenaran mutlak pada diriNya karena Yesus sering bergaul dengan peminum, pemungut cukai dan pendosa lainnya. Dalam pemahaman mereka yang sedang mengalami stagnasi iman, yang suci tak bisa bergaul dengan yang dianggap dosa karena akan merusak kesucian itu sendiri.

Stagnasi iman mampu ‘membutakan’ seseorang, sehingga ia beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling benar. Stagnasi iman membuat seseorang ‘mati rasa’ ketika melihat kebenaran. Namun juga „mati rasa“ ketika melihat ketidak benaran , sehingga hanya akan diam ketika dia melihat ketidaadilan terjadi atau bahkan tak punya rasa bersalah ketika melakukan dosa.

Stagnasi iman bisa kita siasati tidak hanya dengan rajin beribadah saja tetapi juga dengan cara mengubah pola pikir kita bahwa di dalam diri orang lain juga tersimpan kebaikan dari Tuhan. Bersedia membuka mata hati dan membiarkan Roh Kudus memperbaiki kehidupan kita dan mau menerima masukan/kritik/saran dari orang lain. Dengan demikian, kita bisa menimbang apa yang baik dan benar tidak hanya dari ‘kacamata’ diri sendiri.  (iezie)

“Melihat, mendengar, dan merasa apa yang terdapat pada diri orang lain dan sekitar kita juga merupakan bagian dari latihan iman untuk menghidari stagnasi”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak