Bacaan: Roma 16:17-20 I Pujian: KJ. 337
Nats: “…Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat.” (ayat 19)
Merdeka! Hari ini adalah hari peringatan kemerdekaan Indonesia, maka baik kalau renungan ini dimulai dengan salam: MERDEKA!. Di jaman kemerdakaan semakin banyak orang pandai. Pandai membohongi, pandai korupsi, pandai membuat hoax (mengucapkan dan menyebarkan kesaksian palsu), pandai memfitnah, adu domba supaya rusuh, dan sebagainya. Semakin merdeka, semakin salah jalan. Hal tersebut karena merdeka dipahami sebagai kebebasan yang sebebas bebasnya. Akhirnya, kemerdekaan tidak menjadikan meningkatnya keutamaan budi, tetapi menjadikan manusia jatuh dalam kenistaan.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat Roma supaya para pengikut Kristus mawas diri dan berhati-hati terhadap: „ orang yang menimbulkan perpecahan dan godaan” (ayat 17). Memang kasih semestinya mau menerima siapapun dengan kondisi apapun. Namun terhadap mereka yang tujuannya ingin menimbulkan perpecahan, mementingkan diri sendiri, kata-katanya muluk-muluk, dan suka menipu orang yang tulus hatinya, Paulus memberi peringatan supaya kita pandai dan tidak tersesat (pinter tur ora keblinger):
- Pertama, waspada! Orang yang waspada tidak gampak ikut-ikutan, tidak gampang di-provokasi, tidak gampang dibakar dan panas ketika diajak menimbulkan perpecahan dan pertengkaran (ayat 17).
- Kedua, menghindar! Menghindari bukan berarti membenci. Kita tidak membenci pribadi orang, tetapi menghindari jika diajak menimbulkan pertengkaran yang tidak membangun, yang merobohkan kebersamaan (patunggilan).
- Ketiga, pandai terhadap apapun yang baik. Orang pintar tidak gampang dibohongi. Karena orang yang tujuannya menimbulkan pertengkaran sering hanya mencari kepentingannya sendiri dengan memanfaatkan orang lain untuk meraih tujuannya. Meskipun dengan cara membohongi. Istilah dalam bahasa Jawa: nabok nyilih tangan (ayat 18-19).
Demikian juga bangsa kita. Ada orang yang menyukai kalau Indonesia ini masyarakatnya bertengkar, pecah, supaya Indonesia segera bubar. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai dalam kebaikan, dibanding pandai dalam kenistaan. Pandai dan benar, daripada pandai tetapi tersesat. (pong)
“Akeh wong nabok nyilih tangan. Mula aja gampang-an nyilihake tanganmu”