Kasih Sayang Bapa Pancaran Air Hidup 16 September 2023

16 September 2023

Bacaan: Mazmur 103 : 8 – 13 | Pujian: KJ. 384
Nats:Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” (Ayat 13)

Orang tua yang baik tentu ingin mendidik anaknya dengan ketegasan dan didikan yang mendewasakan serta membuatnya mandiri. Namun kasih sayang orang tua tidak boleh terhalang oleh kesalahan yang dilakukan si anak. Seperti pada bacaan kita saat ini, Pemazmur menggambarkan relasi antara Allah dengan umat-Nya seumpama seorang bapa dengan anak yang dikasihinya. Tampaknya Pemazmur telah mengenal bagaimana cara Allah mengasihi Israel sebagai umat pilihan-Nya. Allah digambarkan sebagai Bapa yang mendidik dengan ketegasan, tetapi juga kelemahlembutan. Dengan kesabaran tetapi juga didikan yang mendewasakan. Dengan keadilan tetapi juga pengampunan. Kadang Allah menghukum mereka agar mereka  belajar dari kesalahan dan bertobat. Namun di atas semua itu, Allah mengasihi mereka dengan cinta yang utuh. Kebaikan-kebaikan Allah dalam sejarah kehidupan Israel tidak boleh dilupakan.

Ketika belajar menyelami kasih sayang Allah, kita belajar memahami bahwa Allah mengasihi orang-orang yang takut akan Dia. Takut akan Dia adalah ungkapan rasa hormat disertai ketaatan dan kesetiaan untuk melakukan kehendak-Nya. Allah begitu mengasihi orang-orang yang demikian meskipun kadangkala mereka gagal melakukan kehendak-Nya dengan sempurna. Kita pun diharapkan mampu menjadi anak-anak-Nya yang setia. Sebagai Bapa, Allah mendidik kita dengan kelemahlembutan, kadang juga dengan ketegasan. Kadang Ia mendidik dengan keras agar kita mengerti arti kehidupan. Kadang Ia membiarkan kita belajar dari kesalahan agar kita menjadi semakin bijaksana dalam mengambil keputusan. Kadang Ia juga menegur kita agar kita berbalik dari kesalahan dan bertobat.

Pemazmur melukiskan Allah sebagai Bapa yang kasih sayang-Nya tidak pernah berkurang. Cara Allah memahami kerapuhan kita, tak peduli seberapa sering kita jatuh ke dalam dosa menunjukkan kasih setia-Nya. Dengan sabar Ia tidak menghukum setimpal dengan kesalahan kita. Tapi itu bukan alasan untuk kita bertindak semaunya. Kasih sayang Tuhan justru  mengingatkan kita untuk terus memperbaharui hidup dan mensyukuri setiap kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk belajar taat kepada-Nya, sehingga kita benar-benar layak disebut sebagai anak-anak yang dikasihi. Dan akhirnya kita semakin menyadari kerapuhan diri dan semakin merasakan kesempurnaan kasih Bapa. Amin. [wdp].

“Kasih sayang Bapa melampaui kerapuhan manusia.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak