Keciul-Kecil Cabe Rawit Renungan Harian 16 September 2018

16 September 2018

Bacaan: Yakobus 3:1-12 | Pujian: KJ. 385

“Man Wijf!” demikian dilontarkan Sutan Sjahrir kepada pria yang lebih besar darinya itu, Soekarno. Artinya kurang lebih, ‘pria tapi perempuan’. Sjahrir menganggap penundaan Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan RI hingga 24 September 1945 sesuai keputusan Panitya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bentukan Jepang akan menimbulkan pandangan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah pemberian Jepang. Sjahrir mendorong rekan-rekan mudanya untuk memaksa Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Akhirnya proklamasi diajukan menjadi tanggal 17 Agustus 1945, tanpa persetujuan Jepang. Berkat Sjahrir, si  Bung Kecil, kemerdekaan Indonesia mendapatkan pengakuan internasional (1945-1949). Sjahrir adalah arsitek di balik layar kemerdekaan Indonesia. Konon    banyak panglima perang Belanda yang lebih keder (gemetar) bertemu Sjahrir daripada Soekarno. Kecil-kecil dia cabe rawit.

Jangan meremehkan yang kecil! Seruan serupa diungkapkan oleh Yakobus. Yakobus melihat pentingnya hal kecil yakni kekang pada mulut kuda. Tanpa kekang yang kecil, kuda tidak bisa dikendalikan. Sama seperti roda kemudi kecil yang bisa mengarahkan jalannya kapal. Kecil tapi penting bagi kita, menurut Yakobus, adalah lidah. Lidah adalah si kecil cabe rawit. Walaupun kecil dia bisa memberikan dampak besar. Karena lidah rumah tangga bisa bertengkar hebat, tapi lidah juga bisa membawa perdamaian dunia. Lidah bisa digunakan untuk mengejek, merundung (mem-bully), merendahkan, mengecam; tetapi lidah juga bisa digunakan untuk memuji dan mendoakan orang lain.

Biasanya perhatian kita terletak pada hal-hal yang besar, karena yang besar bisa nampak dahsyat dan memesona. Tapi jangan lupa, yang kecil pun bisa memilki kemampuan yang sama, bahkan bisa lebih dahsyat.  Kalau kita hanya mengurusi yang besar dan melalaikan yang kecil, maka itu bisa jadi muasal mala petaka. Rawatlah yang besar supaya berjalan sesuai dengan kehendak Allah, tetapi yang kecil juga. Jika kita merawat dengan sungguh-sungguh dan penuh kasih, yang besar dan terutama juga yang kecil, maka  berkat akan lahir dan berbuah pada masanya. (GHB)

„Marilah bersikap adil dan penuh kasih, kepada yang besar, tetapi lebih lagi kepada yang kecil.“

Renungan Harian

Renungan Harian Anak