Move On! Pancaran Air Hidup 16 Oktober 2024

16 October 2024

Bacaan: Obaja 1 : 17 – 21  |  Pujian: KJ. 467
Nats: “Kaum keturunan Yakub akan menjadi api dan kaum keturunan Yusuf menjadi nyala api, sedangkan kaum keturunan Esau menjadi jerami, …” (Ayat 18)

“Tuhan sampai berapa kali, aku harus mengampuni? Mereka yang bersalah menyakiti, apakah sampai tujuh kali?” Kita tentu familiar dengan lagu tema masa raya Paskah 2024 ini dan mungkin sedang menyanyikannya pula dalam hati. Pernahkah saudara dengan sadar berkali-kali mengampuni seseorang? Proses pengampunan memang selalu menjadi proses panjang. Apalagi jika rasa sakit yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut teramat dalam. Mengampuni pun bukan menjadi ajang melupakan kesalahan. Karena itu, seringkali ketika kita kembali mengingat peristiwa yang menyakitkan kita itu, secara otomatis kita kembali pada perasaan luka yang pernah kita rasakan sebelumnya. Mengampuni berkali-kali, tidak selalu terjadi ketika orang melakukan kesalahan, tetapi juga ketika kita mengingat dan kembali terluka. Hanya saja, tidak semua orang mampu melakukannya, seperti halnya bangsa Edom.

Orang-orang Edom adalah keturunan Esau saudara Yakub, yang mana dalam kisah masa lalunya Yakub pernah menipu Esau, tentang hak kesulungannya. Dalam kitab Obaja ini diceritakan bahwa perselisihan masa lalu antara Esau dan Yakub masih terus berlanjut hingga pada keturunannya. Meskipun dalam Kejadian 33, mereka telah saling memaafkan, nyatanya keturunan Esau belum legawa. Ketika Yerusalem jatuh ke tangan Babel alih-alih menolong bangsa Israel sebagai saudara, bangsa Edom malah menambah penderitaan bangsa Israel dengan menduduki daerah Yehuda Selatan dan memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang (Ay. 10-14). Dalam perikop ini, Tuhan Allah melalui Obaja berjanji akan mengentaskan penderitaan bangsa Israel. Obaja percaya bahwa Tuhan Allah akan memakai bangsa Israel sebagai alat-Nya untuk menghancurkan Edom semudah api menghanguskan jerami.

Dalam kehidupan kita secara pribadi, kita mungkin pernah ada di posisi bangsa Edom yang masih belum mampu move on dari masa lalu yang menyakitkan. Tetapi bukan berarti kita boleh melakukan pembalasan. Lirik lagu di atas berlanjut, “…ampunilah diri ini yang tak mampu untuk mengampuni. Karuniakanlah cinta Sang Ilahi, mengampuni sungguh tanpa henti.” Apalagi sebagai seorang saudara, kita harus mampu berbelas kasih, meneladan Allah yang juga penuh belas kasih terhadap kita orang berdosa. Hidup harus terus berlanjut, mari kita menjalaninya dengan karunia cinta Allah, bersama sesama. Amin. [mar].

“Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak