Bacaan: 1 Korintus 15 : 42 – 49 | Pujian: KJ. 341
Nats: “… yang ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.” (Ayat 43B)
Tentu kita menyadari saat kita dilahirkan ke dalam dunia ini, kita sebagai manusia memiliki berbagai kelemahan dan keterbatasan. Kehidupan manusia memang seringkali diwarnai dengan ketidaksempurnaan, baik fisik maupun rohani. Oleh karena itu, dalam kelemahan dan keterbatasan diri kita, kita mungkin merasa tidak mampu menghadapi berbagai tantangan dan pencobaan yang ada. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengakui kelemahan dan keterbatasan diri kita sebagai langkah pertama menuju pertobatan dan penyerahan diri kepada Allah.
Dibangkitkan dalam kekuatan tentunya menjadi pengharapan bagi kita. Melalui Tuhan Yesus Kristus, kita dapat mengubah kelemahan diri kita menjadi kekuatan. Kebangkitan Kristus memberikan daya kemampuan kepada kita, yang memungkinkan kita untuk mengatasi kelemahan kita. Tuhan Allah tidak hanya mengampuni dosa-dosa kita, tetapi Ia juga memberikan kekuatan kepada kita untuk mengatasi godaan dan cobaan. Kekuatan dari Tuhan Allah pula yang memampukan kita untuk melayani dengan penuh keberanian. Sadarilah jika kita dapat melayani jemaat, itu karena kekuatan Allah. Kita tidak dapat bergantung pada kemampuan atau kekuatan diri kita sendiri, melainkan harus bergantung pada Roh Kudus yang menolong dan memampukan kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dalam kelemahan kitalah, kita dapat menunjukkan kuasa Kristus yang bekerja dalam hidup kita.
Dalam suasana bulan kesaksian dan pelayanan saat ini, mari kita merenungkan pesan Tuhan ini. Jangan pernah kita merasa bahwa kelemahan adalah hambatan. Sebaliknya, hadapilah kelemahan kita dengan iman dan percayalah selalu bahwa di dalam Sang Kristus, kita mendapatkan kekuatan untuk melangkah melayani Tuhan dan bersaksi mewartakan kasih dan karya Kristus. Mari kita menjalani pelayanan dan kesaksian kita dengan keyakinan bahwa dalam kelemahan kita, kita dibangkitkan oleh kekuatan Allah yang tak terbatas. Amin. [asen].
“Bukan karena kehebatan diri kita, namun semua karena campur tangan-Nya.”