Konsekuensi Hidup Pancaran Air Hidup 16 Maret 2025

16 March 2025

Bacaan: Lukas 13 : 31 – 35  |  Pujian: KJ. 445
Nats: “Jawab Yesus kepada mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada si rubah itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.” (Ayat 32)

Dalam kehidupan yang kita jalani, tentu kita diperhadapkan pada banyak pilihan, misalkan kita diperhadapkan untuk memilih suatu pekerjaan, bekerja sebagai karyawan, nelayan, petani, dokter, guru, dsb. Setiap pilihan pekerjaan tersebut memiliki konsekuensi beban pekerjaan yang berbeda-beda. Misalkan sebagai nelayan, memiliki konsekuensi pekerjaan yang berat bila keadaan cuaca sedang buruk. Mungkin nelayan tidak bisa mencari ikan di laut. Begitu juga petani, akan menerima konsekuensi buruk ketika tanaman yang ditanamnya kekurangan air, banyak hama, sehingga hasil panennya tidak maksimal. Di setiap kehidupan yang kita jalani, kita selalu diperhadapkan dengan konsekuensi yang harus kita jalani ketika kita sudah memilih itu.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus diperhadapkan pada situasi pelik atas konsekuensi hidup yang dijalani-Nya. Nyawa-Nya terancam karena Herodes berniat membunuh-Nya (Ay. 31). Respons yang paling wajar menghadapi ancaman semacam itu adalah takut dan kemudian menghindar. Namun Yesus tak gentar dengan rencana pembunuhan itu. Alih-alih pergi dari Yerusalem, Yesus melawan Herodes dengan menyebutnya sebagai ‘serigala’ (Ay. 32). Herodes telah menjadi serigala karena kelicikannya yang menghalalkan segala cara dalam tindakan politiknya. Yesus berani menyongsong derita, karena Ia melihat justru melalui derita-Nya dunia dapat hidup dalam damai sejahtera. Misi itulah yang membuat-Nya mampu melihat derita sebagai rahmat.

Lantas, bagaimana dengan kita? Bukankah kita kerap merespons berbagai konsekuensi kehidupan, misalnya derita, persoalan hidup dengan rasa kekhwatiran dan takut. Hal itu yang membuat kita terkadang menyerah pada keadaan, berupaya menghindar, dan dibuat tak berdaya. Namun, harus kita ingat bahwa setiap pilihan kita dalam hidup selalu membawa konsekuensi. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa Allah selalu beserta kita, dalam setiap konsekuensi penderitaan hidup sesulit apapun, Tuhan tidak menegakan kita berjalan seorang diri, tetapi Ia senantiasa menguatkan kita untuk setia kepada-Nya. Amin. [WAY].

“Bersandarlah terus kepada Tuhan yang senantiasa memampukan kita, dalam setiap konsekuensi pilihan hidup yang kita hadapi .”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak