Hamba Tuhan Pancaran Air Hidup 14 April 2025

14 April 2025

Bacaan: Yesaya 42 : 1 – 9  |  Pujian: KJ. 424
Nats: “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku padanya, supaya ia menyatakan hukum kepada
bangsa-bangsa.” (Ayat 1)

Istilah hamba dalam KBBI diartikan sebagai seseorang yang bekerja untuk orang lain dan memenuhi kebutuhan orang tersebut dengan mengorbankan kebebasannya. Selain itu, istilah hamba lekat dengan pekerja atau buruh yang bekerja di bawah pengawasan majikan atau penguasa. Bagi orang Kristen sendiri, istilah hamba seringkali dipergunakan dalam pelayanan gereja dengan sebutan hamba Tuhan, yang artinya seorang pelayan yang taat melayani dan setia menjalankan perintah Tuhan dalam hidupnya. Hal ini baik, jika pelayan tersebut benar-benar melayani Tuhan dengan tulus dan sungguh-sungguh sehingga dia layak disebut sebagai hamba Tuhan. Namun sebaliknya, jika yang dia lakukan hanya untuk mencari popularitas, materi, dan kehormatan maka istilah hamba Tuhan rasanya tidak tepat disematkan pada orang tersebut.

Firman Tuhan pada Pekan Suci saat ini berbicara tentang hamba Tuhan. Yesaya menuliskan tentang Hamba Tuhan ini kepada bangsa Israel, agar mereka tahu bahwa Tuhan Allah menyatakan kabar keselamatan tidak hanya kepada bangsa Israel saja, tetapi juga kepada semua bangsa. Yesaya menyebutkan sosok hamba Tuhan adalah seorang yang dikaruniai Roh Allah untuk menegakkan hukum Allah kepada bangsa-bangsa (Ay. 1, 3, 4). Allah memanggil hamba-Nya untuk membebaskan umat manusia dari dosa. Yesaya juga menyebutkan sosok hamba Tuhan ini memiliki sifat tenang namun tegas. Ia memberikan pengharapan akan keadilan Allah dan mewujudkan rencana Tuhan Allah (Ay. 8-9).

Gambaran hamba Tuhan yang digambarkan oleh Yesaya ini seringkali ditujukan pada diri Tuhan Yesus sebagai hamba Tuhan yang menderita. Ia taat kepada Allah hingga akhir hidup-Nya demi menyelamatkan umat manusia. Sebutan hamba Tuhan juga disematkan kepada kita yang dipanggil Tuhan untuk melayani umat-Nya. Sebagai hamba Tuhan, tidak ada kepentingan lain selain memuliakan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Itulah yang menjadi penggilan kita sebagai hamba-Nya, hidup taat dan setia melakukan kehendak-Nya dalam hidup kita. Kini, di Pekan Suci ini, marilah kita berkomitmen menjadi hamba Tuhan yang tulus dan rela berkorban. Kita setia melayani Tuhan hingga akhir hidup kita. Amin. [AR].

“Seorang hamba tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi taat melakukan kehendak Tuhan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak