Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman Pancaran Air Hidup 14 April 2024

14 April 2024

Bacaan: Lukas 24 : 36 – 49  |  Pujian: KJ 410
Nats: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?” (Ayat 38)

Kematian Tuhan Yesus membuat para murid-Nya merasa ketakutan dan khawatir. Mereka seperti orang yang kehilangan pengharapan. Ketakutan yang meliputi mereka, membuat mereka lupa dengan ajaran-ajaran yang telah Tuhan Yesus ajarkan pada mereka. Mereka tidak mengenali Tuhan Yesus, bahkan ketika salam damai sejahtera disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para murid, mereka tidak segera mengenali Sang Guru. Tuhan Yesus kemudian meyakinkan mereka dengan memperlihatkan bekas luka di tangan dan kaki-Nya. Ia juga meminta ikan kepada mereka, lalu makan bersama dengan mereka.  Ia menunjukkan bahwa Ia bukanlah hantu. Setelah itu, para murid tidak lagi merasa ketakutan, tetapi berubah menjadi keheranan, kaget, dan girang. Mereka merasa ragu-ragu, apakah yang ada dihadapan mereka benar-benar Yesus, guru mereka?

Berbagai perasaan memang acapkali mengaburkan keyakinan dan bahkan ajaran yang sudah berkali-kali kita terima. Ada peribahasa Jawa yang berbunyi, “Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman”, yang bermakna jangan mudah takjub, jangan mudah kecewa, jangan mudah terkejut, tidak boleh bermanja rasa dan terlena. Orang Jawa diajar untuk dapat mengendalikan perasaan-perasaanya, supaya dapat berpikir jernih. Ini karena ada berbagai realitas hidup yang bisa membuat kita merasa keheranan atau kecewa. Pada sisi yang lain, kita juga mudah dibuat takjub atas suatu peristiwa. Oleh karena itu pada saat ini, kita diajak untuk memiliki pribadi yang kuat, sehingga hidup kita tidak mudah terombang-ambingkan keadaan. Sebagai murid Tuhan Yesus dan umat-Nya, kita sudah diberi damai sejahtera. Damai sejahtera Tuhan inilah yang menolong kita untuk mengendalikan berbagai perasaan negatif yang muncul pada diri kita. Hal ini supaya kita tetap dapat berpikir dengan jernih dan tidak melupakan ajaran-ajaran Kristus dalam hidup kita sehari-hari. Terlebih, kita adalah saksi-saksi Kristus, artinya kita mengerti ajaran-ajaran Kristus dan mengalaminya. Jadi, marilah kita menceritakan karya kasih Kristus, kita bersaksi tentang kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita, bukan dari apa kata orang, melainkan dari pengalaman iman yang sungguh kita alami dalam hidup ini. Amin. [fani].

“Tenanglah, damai sejahtera menentramkan jiwa dan mencerahkan asa.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak