Bacaan : Kisah Para Rasul 1 : 15-26 l Pujian: KJ 460
Nats: “Mereka semua berdoa dan berkata : “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,” (ayat 24)
Suatu hari bibi saya bercerita dengan heboh. Keluarganya dipilih untuk menjadi tuan rumah pada sebuah program pertukaran pelajar antar negara. Yang akan datang dan menginap di rumahnya adalah pelajar dari Jerman. Kata bibi, ia telah mengumpulkan berbagai informasi tentang bagaimana kebiasaan orang Jerman, apa yang disukai dan tidak disukai mereka. Bibi bahkan telah membuatkan jadwal untuk segala sesuatunya dengan sangat rapi. “Pokoknya, bibi pengen buat dia merasa seperti di rumahnya, supaya dia kerasan”.
Dengan iseng saya menggoda : “Tapi gimana kalau dia nggak suka? Emang bibi sudah tanya, dia kepengennya apa? Bisa jadi beda banget kan sama yang dirancang bibi? Bukannya kerasan, malah kecewa loh dia nanti!” Bibi saya terdiam sebentar, lalu meringis tipis : “Bener juga kamu,vin. Bibi nggak pake nanya, kok sok tau banget yaa..”
Orang sok tahu memang ada di mana-mana. Mereka berlalu-lalang di rumah, di jalan, di kelas, di kantor, di media, bahkan di gereja. Hei tunggu! Di gereja? Tentu saja! Di gereja juga banyak orang sok tahu. Katanya sih melayani Tuhan, tapi apa sudah benar-benar bertanya dan mendengar kehendak Tuhan? Jangan-jangan pelayanan yang dilakukan hanya demi mendapatkan kesenangan dan pengakuan?
Apa yang dilakukan para Rasul dalam perikop ini sungguh dapat menjadi teladan. Dalam memilih rekan sepelayanan, mereka tidak sibuk cocok-cocokan. Mereka tidak asal menuruti keinginan. Namun mereka mencari dan mempersilahkan, supaya kehendak Tuhan dinyatakan. Para Rasul menolong kita untuk selalu sadar bahwa dalam kehidupan (apalagi pelayanan), kehendak Tuhanlah yang harus selalu diutamakan.
Jadi, masih mau sok tahu? Jangan donk! (vin)
“Malu bertanya, sesat di jalan. Malas bertanya, mengecewakan”