Bacaan: Matius 25 : 1 – 13 I Pujian: KJ 24a: 3
Nats: “…gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.” (ayat 4)
Sama halnya dengan kesepuluh gadis yang tidak mengetahui kapan saatnya mempelai laki-laki datang, tidak diketahui pula kapan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya itu. Para ahli agama, para ahli sains dan para peramal tidak dapat menemukan kapan peristiwa ini akan terjadi. Yang diketahui adalah semacam nubuat bahwa nanti Tuhan Yesus akan kembali untuk yang kedua kalinya, untuk menjemput sang pengantin masuk ke dalam surga bersama-sama dengan Dia.
Namun demikian perumpamaan 10 orang gadis yang menanti kedatangan mempelai laki-laki ini memperlihatkan mengenai sikap penantian seorang yang bodoh dan yang bijaksana dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Perumpamaan itu ingin meberitahukan mengenai hasil atau akibat dari kesungguhan dari orang yang menanti. Kesiapan diri dalam menanti sangat menentukan hasil penantian. Para gadis yang bijaksana telah mempersiapkan diri dengan matang atas segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam masa penantiannya, berbeda dengan para gadis yang bodoh yang hanya membawa pelita namun tidak membawa minyaknya. Jika pelita mereka menjadi bagian yang begitu penting untuk masa penantian mereka, maka pelita itu mestinya harus sudah dipersiapkan untuk dapat tetap menyala.
Kita saat ini, tegolong sedang menanti kedatangan Yesus yang kedua kali, bagaimana sikap penantian kita? Sudahkah kita siap menerima kedatangan Tuhan yang tidak dapat kita duga itu? Mari kita menjadi bijaksana, mempersiapkan segala sesuatu yang dikenan Tuhan pada masa penantian ini. Jangan sekali-kali lengah dengan semaya (menunda), “ah nanti saja masih banyak waktu.” Kita tidak tahu kapan Tuhan datang. Mari kita isi kehidupan kita di masa penantian ini dengan hal-hal positif terutama hal-hal yang menyenangkan Tuhan, supaya ketika tiba waktunya Tuhan datang yang kedua Dia tidak kehilangan kita dan kita tidak kehilangan Dia. (GaSa)
Jika pelita menjadi bagian yang begitu penting pada masa penantian kita, maka pelita itu mestinya harus selalu tetap menyala