Bacaan : Lukas 1 : 5 – 17 | Pujian: KJ 426
Nats: “…ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagiNya.” [ayat 18]
Anak adalah dambaan sebuah keluarga karena anak akan menjadi penerus dan pewaris keluarga. Menurut kepercayaan Yahudi perkawinan tanpa dikaruniai anak adalah aib dan merupakan hukuman Tuhan. Demikianlah yang dialami Zakaria dan istrinya, Elizabet, yang sampai tua belum mempunyai anak. Meskipun kecewa, sebagai nabi, Zakaria tidak pernah berhenti melayani Tuhan dan berdoa terus-menerus kepada Tuhan. Doanya dijawab melalui malaikat yang mengabarkan bahwa ia akan memiliki anak yang harus diberi nama “Yohanes” yang berarti Tuhan menyayangi. Zakaria dan Elizabet merasa ragu akan khabar tersebut karena merasa sudah tua sehingga tidak mungkin memiliki anak. Karena keraguan tersebut maka Zakaria tidak bisa bicara saampai Yohanes lahir.
Peristiwa ini sesuai dengan nubuat nabi tentang utusan yang mendahului Mesias. Hanya Yohanes yang menjadi perintis jalan Mesias dan diperbolehkan melakukan pembabtisan yang memeteraikan pengampunan dosa. Jadi Yohanes yang bertugas mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan.
Peristiwa-peristiwa tersebut memberi pelajaran bagi kita bahwa:
- Tuhan akan mendengar doa dan melihat ketekunan kita dan Tuhan akan berkarya sesuai rencanaNya yang luar biasa di luar akal manusia.
- Apabila kita tidak dapat mengenal jalan Tuhan dan dilanda keraguan, datanglah berdoa kepada Tuhan dan minta petunjuk kepadaNya.
- Jangan mudah kecewa, tetapi selalu bersyukur dalam keadaan apapun.
Marilah kita menyadari bahwa pada saat sekarang kita juga dipanggil menjadi perintis-perintis dalam pelayanan dan kegiatan keluarga, gereja maupun bangsa dan negara bagi generasi mendatang yang baik. [Sri]
Tuhan itu baik dan berdaulat memberikan berkat dan karuniaNya kepada siapapun yang Dia kehendaki.