Bacaan: Amos 2:6-16 | Pujian: KJ 369a:1,2
Nats: “Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak…” (ayat 13)
Kesetiaan seseorang nampak ketika diuji berbagai pergumulan hidup. Apakah ia akan tetap setia selama pergumulan itu berlangsung? Mari kita perhatikan kehidupan rumah tangga seorang mantan gubernur. Ketika pergumulan berat dialami sang suami, isteri nampak setia mendampingi suami. Namun publik tiba-tiba dikejutkan dengam berita pengajuan perceraian oleh suami saat suami masih dalam tahanan. Dakwaannya, isteri telah lama melakukan perselingkuhan. Siapakah yang tetap setia ketika pergumulan itu berlangsung? Jawabannya mungkin tidak sederhana dan sebaiknya jangan mudah menghakimi.
Amos menyampaikan berita penghukuman Tuhan untuk bangsa Israel yang telah melakukan banyak kejahatan (ay.2:6). Tuhan akan mengguncangkan tempat mereka berpijak (ay.2:13). Dengan hukuman itu sebenarnya Tuhan ingin menunjukkan kesetiaan janjiNya pada mereka. Namun bagi bangsa Israel, sebuah hukuman tentu tidak mudah dipahami sebagai bukti kesetiaan Tuhan kepada mereka. Jika mereka memahami bahwa hukuman dari Tuhan akibat pelanggaran mereka itu merupakan bentuk kasih setia Tuhan, maka semestinya mereka juga berusaha tetap setia walaupun sering menerima hukuman.
Ketika kita dalam pergumulan berat, semestinya kita tetap menyadari bahwa Tuhan begitu setia kepada kita hingga kita dapat keluar dari pergumulan itu dengan baik. Namun apabila kita sulit menyadari akan kasih setia Tuhan tersebut dalam pergumulan kita, akankah kita tetap setia kepada Tuhan? Jawabannya ada pada diri masing-masing.
Pergumulan dialami oleh semua orang. Namun tidak semua pergumulan kita adalah akibat dari dosa kita kepada Tuhan. Meninggalkan Tuhan karena kecewa atas hukuman yang diberikanNya kepada kita adalah tindakan yang merugikan kita sendiri. Kita semakin menjauh dari Tuhan dan akan kehilangan kasih karuniaNya. Oleh karena itu, tetaplah setia! (tes)
“Cintailah Tuhan, maka engkau tetap setia”