Bacaan: Hakim-hakim 2 : 16 – 23 | Pujian: KJ. 446
Nats: “Setiap kali TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup. Sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka di hadapan orang-orang yang menekan dan menindas mereka.” (Ayat 18)
Siapa yang tak kenal dengan lagu berjudul Cikini ke Gondangdia? Lagu ini menjadi viral dalam platform Tik Tok tahun 2023 padahal lagu ini telah dirilis oleh Duo Anggrek sejak tahun 2015. Lagu ini dibawakan dengan sangat happy, seru-seruan, dan tampak hanya seperti sebuah pantun yang dinyanyikan. Jika kita mencermati, lagu tersebut memiliki makna yang menekankan bahwa kesetiaan itu sangatlah penting. Digambarkan sangatlah melelahkan jika disakiti dan dikecewakan berulang kali hanya karena pasangan yang tak setia.
Bacaan kita menunjukkan betapa kesetiaan itu sangatlah berarti. Meskipun bangsa Israel berulang kali menunjukkan sikap yang memprihatinkan, yakni mengecewakan Allah dengan menyembah ilah lain dan bertindak jahat (Ay. 19), akan tetapi di tengah rintihan atas penindasan yang dialami, Allah tetap setia. Ia menyatakan belas kasih-Nya dengan memberikan pertolongan kepada bangsa Israel. Allah membangkitkan seorang hakim untuk menyelamatkan bangsa Israel (Ay. 18). Allah tetap berkehendak untuk menyelamatkan mereka dari tangan para musuh, meskipun juga tertulis bahwa Allah sempat membiarkan mereka berada dalam tangan musuh (Ay. 23). Secara implisit, ini seperti lagu yang dinyanyikan Duo Anggrek, bahwa melelahkan jika pasangan itu tak setia.
Selelah-lelahnya Allah kepada umat kepunyaan-Nya, Allah tetap setia menyatakan belas kasih dan pertolongan-Nya. Kini yang perlu kita renungkan bersama, jika Allah sudah sedemikian rupa setia kepada kita umat-Nya, maka tindakan apakah yang kita lakukan untuk membalas kesetiaan Allah itu? Apakah kita harus diingatkan terus oleh Duo Anggrek bahwa “Cikampek, Tasikmalaya, hatiku capek bila kau tak setia?” Mari kita merespons kesetiaan Allah itu, dengan hidup seturut kehendak-Nya. Setia terhadap perintah-Nya, dalam setiap sikap, kerja, dan pelayanan kita. Secara khusus, pada bulan Penciptaan ini, mari kita wujudkan kesetiaan kita dengan bersedia turut serta terlibat memelihara, menjaga, merawat, dan memulihkan alam semesta yang merupakan bagian utuh dari kehidupan kita demi kelangsungan hidup bersama yang sejahtera. Amin. [ririt].
“Jangan hanya mau menerima kesetiaan, tetapi responlah dengan kesetiaan pula.”