Pondasi Yang Tak Rapuh Pancaran Air Hidup 12 Agustus 2025

12 August 2025

Bacaan: Ibrani 11 : 17 – 28  |  Pujian: KJ. 38
Nats: “Karena iman, tatkala dicobai, Abraham mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, …”  (Ayat 17)

Ada ungkapan yang berbunyi, “Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan.” Ungkapan ini menggambarkan sesuatu yang kuat, tahan uji, dan tidak mudah rusak meskipun menghadapi berbagai tekanan. Sebuah bangunan yang kuat tidak akan runtuh hanya karena diterpa badai, begitu pula kehidupan yang dibangun di atas dasar yang kuat, tidak akan mudah goyah. Karena itu dalam hidup ini, baik pribadi, keluarga, gereja, dan masyarakat, kita memerlukan pondasi yang kuat agar tetap bertahan di tengah berbagai tantangan. Pondasi itu adalah iman. Dengan iman yang kuat, maka kita akan tidak mudah goyah ketika kesulitan itu datang.

Ibrani 11:17-28 menyoroti perjalanan iman para tokoh Alkitab dalam menghadapi ujian berat. Abraham menunjukkan ketaatan yang luar biasa ketika diminta mempersembahkan Ishak (Ay. 17). Yakub di usia tuanya, tetap beriman kepada janji Tuhan ketika memberkati anak-anak Yusuf (Ay. 21). Yusuf di akhir hidupnya dengan iman meyakini Tuhan akan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, sehingga ia berpesan agar tulang-tulangnya dibawa ke Tanah Perjanjian (Ay. 22). Karena iman, Musa memilih meninggalkan segala kemewahan istana demi mengemban panggilan Tuhan memimpin umat Israel (Ay. 24). Mereka semua mengalami situasi yang sulit dan penuh risiko, tetapi iman kepada Tuhan membuat mereka tetap teguh. Kisah ini mengajarkan bahwa iman bukan hanya keyakinan di dalam hati, tetapi juga tindakan nyata yang menunjukkan kepercayaan penuh kepada Tuhan, meskipun jalan yang harus ditempuh tampak sulit dan penuh ketidakpastian.

Dalam momen bulan Pembangunan GKJW ini, kita diajak untuk meneladani para tokoh iman di atas. Kita berani mengambil langkah nyata membangun kehidupan bergereja dan bermasyarakat. Pembangunan yang kita lakukan bukan sekadar fisik, tetapi juga pembangunan iman spiritual jemaat. Tantangan tentu ada, baik sumber daya yang terbatas, perbedaan pendapat, atau bahkan rasa lelah dalam melayani. Namun dengan iman, mari kita tetap setia melayani Tuhan. Karena iman, kita percaya bahwa setiap usaha yang kita lakukan dengan tulus akan membuahkan hasil sesuai dengan kehendak-Nya. Kiranya kita semua semakin diteguhkan untuk terus membangun kehidupan yang berpusat pada iman kepada Tuhan. Amin. [tma].

“Ketika tangan manusia tak lagi mampu membangun, dengan imanlah, kita akan mampu menyelesaikannya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak