Bacaan: 1 Samuel 5 : 1 – 12 ǀ Pujian: KJ. 416
Nats: ”Antarkanlah tabut Allah Israel itu; biarlah itu kembali ke tempatnya, supaya jangan dimatikannya kita dan bangsa kita.” (Ayat 11)
Bangsa Israel dan Filistin salah sangka. Bangsa Israel menyangka dengan tabut Tuhan diambil oleh bangsa Filistin, maka kuasa Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka. Bangsa Israel menyangka jika tabut Tuhan tidak ada di tengah-tengah mereka, maka mereka akan mengalami kekalahan. Pikiran yang demikian juga ada dalam diri imam Eli dan menantunya sehingga menyebabkan kematian imam Eli dan keputus-asaan isteri Pinehas (1 Sam. 4). Akhirnya bangsa Israel kehilangan pengharapan pada Tuhan.
Demikian juga bangsa Filistin menyangka dengan mengambil tabut Tuhan dari bangsa Israel, maka bangsa Israel tidak akan punya kekuatan melawan mereka. Rupanya bangsa Filistin telah tahu letak kekuatan bangsa Israel, oleh sebab itu mereka mengambil sumber kekuatan bangsa Israel dan membawa tabut Tuhan ke negeri mereka. Dengan senyum kemenangan, bangsa Filistin meletakkan tabut Tuhan di tempat ibadah bangsa Filistin. Apakah benar dugaan mereka? Ternyata apa yang mereka duga salah besar, sebab kuasa Tuhan tetap terjadi di tengah-tengah bangsa Filistin. Dengan caranya yang ajaib, Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dan membuat Dagon, dewa bangsa Filistin tunduk pada tabut Tuhan. Demikian juga daerah lain yang dipakai untuk menyimpan tabut Tuhan juga mengalami celaka.
Seperti halnya bangsa Israel dan Filistin yang salah sangka, demikianlah juga kita seringkali salah sangka memahami karya Allah yang terjadi dalam hidup kita. Ketika penderitaan datang bertubi-tubi dalam hidup kita, kita menyangka bahwa Tuhan tidak menyayangi kita dan membiarkan kita menderita, seolah-olah kita adalah manusia yang paling menderita di dunia. Tetapi benarkah Tuhan membiarkan kita berjuang seorang diri? Jika sampai dengan hari ini kita masih bernafas dan dapat mengatasi persoalan kita satu persatu meskipun terkesan lambat, bukankah itu cara Tuhan menunjukkan kuasa-Nya pada kita? Itulah cara Tuhan menolong kita. Amin. [pipin].
“Jangan kerangkeng kemaha-kuasaan Tuhan dengan cara berpikir kita”