Bersabar Renungan Harian 10 Juli 2018

10 July 2018

Bacaan : Yakobus 5:7-12 I Pujian: KJ 445:1
Nats: “Karena itu saudara-saudara bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar …”.( ayat 7a )

Saya menanam bunga “ceplok piring” di halaman depan rumah. Bunga ini tergolong sangat sulit berbunga apalagi jika ada hama ulat menyerang. Saya menyukai bunga ini karena awet dan harumnya cukup lama. Sering kali saya tidak sabar menunggu „ceplok piring“ berbunga, namun saya sadar bahwa dipaksa  seperti apapun, kalau belum waktunya berbunga maka tidak akan berbunga.

Yakobus sedang memberikan wejangan, dorongan, penghiburan kepada 12 suku perantauan yang sedang mengalami penderitaan. Yakobus mendorong agar orang beriman yang mengalami pencobaan itu bisa memanfaatkan penderitaan itu agar bisa bertumbuh. Sebab dengan pencobaan itu umat percaya semakin bertekun di dalam doa, mencari hikmat. Penderitaan dan pergumulan hidup yang berat  akan menjadikan tahan uji. Yakobus berharap umat Tuhan bersabar, sebab pada waktunya Tuhan pasti bertindak untuk menolong.

Demikian juga kita semua,  kita menyadari bahwa tidak ada seorangpun yang kebal terhadap masalah dan penderitaan. Tidak sedikit yang merespon penderitaan itu dengan kemarahan, kekecewaan dan menuduh orang lain bahkan Allah sebagai penyebab timbulnya penderitaan. Sebaliknya, tidak sedikit juga yang menghindari penderitaan dengan berbagai macam cara sehingga penderitaan itu malah mengejarnya. Penderitaan bukan untuk dihindari, tetapi dihadapi karena bagaimanapun juga penderitaan berguna bagi pertumbuhan iman kita.

Dalam menghadapi penderitaan kata kuncinya adalah bersabar. Penderitaan harus dilihat dari sudut pandang Allah. Dengan demikian, manusia dapat melihat tujuan akhir dari penderitaan. Jika kita mengalami penderitaan, marilah kita melihat sudut pandang Allah yang mempunyai rencana indah dari penderitaan itu. Rencana indah itu tidak lain iman kita menjadi dewasa, mandiri dan kuat menghadapi hidup. Dengan cara pandang seperti itu maka kita akan selalu menyerahkan hidup ini kepada Tuhan, mampu terus bersyukur, dan meyakini sepenuhnya bahwa rencana Tuhan adalah rencana damai sejahtera, bukan kecelakaan. (Jian).

“Biarlah bunga mekar pada waktunya”.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak