Bacaan : Hakim – hakim 4 : 1 – 16 ǀ Pujian : KJ. 253
Nats: “Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” (Ayat 14a).
Pernahkah anda ragu untuk melakukan sesuatu? Ya, kita pasti pernah mengalaminya. Keraguan seringkali menghambat kita untuk maju dan meraih kesuksesan. Seorang atlet bulutangkis misalnya, dia harus me miliki semangat bertanding yang tinggi seberapapun kuat lawannya. Dia perlu memiliki kepercayaan diri dengan kemampuannya. Ia juga harus menjaga dan menumbuhkan sikap optimis di dalam dirinya untuk menang. Untuk itu, keputusan untuk mengejar bola (shutlecok) ke manapun diarahkan oleh lawan ke setiap sudut lapangan harus dilakukan, meskipun harus jatuh bangun. Dengan begitu, ia layak untuk menang.
Keraguan juga pernah dialami oleh Barak. Pada waktu itu, Debora menyuruhnya untuk berperang melawan bangsa Kanaan dengan panglima perangnya yang bernama Sisera. Sisera adalah panglima perang yang sangat ditakuti sebab ia memiliki pasukan yang kuat dengan sembilan ratus kereta besi. Sedangkan Barak dengan pasukan suku Zebulon dan Naftali tidak didukung fasilitas perang seperti itu. Namun Debora, seorang nabiah sekaligus hakim di tengah bangsa Israel mengatakan, ”… Tuhan menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah Tuhan telah maju di depan engkau?”. Dengan penyertaan Tuhan dan semangat yang diberikan oleh Debora itu, maka Barak maju berperang dengan pasukannya sehingga pasukan Sisera yang kuat itu dapat dikalahkan.
Saat Tuhan Allah berkehendak, maka tidak ada sesuatupun yang tidak mungkin. Allah selalu punya cara untuk anak-anakNya meraih kesuksesan asalkan ada semangat untuk maju. Tuhan memperlengkapi anak-anakNya dengan potensi diri yang terkadang nampak unik dan beda. Potensi itulah yang perlu terus digali dan dikembangkan. Jangan takut untuk melangkah maju, mengambil keputusan, dan memberi perubahan meskipun harus jatuh bangun. Menjadi inspirator untuk suatu perubahan, jauh lebih penting di saat banyak orang memilih diam dan enggan untuk melakukan sesuatu untuk memperbaiki hubungan. Enggan memberi perubahan atas lingkungan yang telah rusak. Enggan untuk berkreasi dan berinovasi, lebih-lebih enggan mengindahkan janji penyertaan Tuhan. Yakinlah dan janganlah ragu! Tuhan senantiasa berjalan di depan dan selalu beserta kita. Amin. [ECWS].
”Orang yang sulit untuk maju biasanya adalah orang yang takut akan perubahan dan orang yang takut menentukan keputusan.”