Perbuatan Baik Adalah Buah Kasih

19 December 2016

Bacaan : Galatia 4 : 8 – 20 | Pujian: KJ 437 : 6, 7
Nats: “…memang baik kalau orang dengan giat berusaha menarik orang lain dalam perkara-perkara yang baik, asal pada setiap waktu…”[ ayat 8]

Seringkali kita bersikap tertib dalam berlalu lintas jika ada seorang petugas yang berdiri dan mengawasi lalu lintas. Sebaliknya kita berani melakukan pelanggaran ketika kita tidak melihat adanya seorang petugas. Disiplin dan perbuatan baik hanya dilakukan karena takut pada keberadaan penegak hukum di sekitar kita. Padahal menaati aturan harusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh walaupun tidak ada penegak aturan di sekitar kita.

Demikian juga dengan perbuatan baik. Manusia seringkali melakukan perbuatan baik dengan tujuan-tujuan tertentu. Perbuatan baik dilakukan agar memperoleh balasan yang baik juga. Dasar yang dipakai biasanya adalah menanam yang baik akan mendapatkan buah yang baik. Sebenarnya pemahaman ini tidaklah salah, namun jika pemahaman ini diutamakan akan menjadikan kita kesulitan untuk berbuat baik dengan tulus dan penuh kasih.

Rasul Paulus mengingatkan jemaat Galatia agar tidak salah dalam melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik harus dilakukan terus-menerus, bukan dilakukan kadang-kadang saja dan tergantung pada tujuan serta bagi siapa kita melakukan perbuatan baik itu. Kita harus memahami bahwa perbuatan baik sebenarnya adalah buah dari kasih yang kita miliki. Kasih yang ada di dalam hidup kita itulah yang akan berbuahkan perbuatan baik yang tentu saja akan terasa manis jika dinikmati oleh sesama kita manusia.

Jika kita memelihara kasih dalam hidup kita secara sungguh-sungguh maka perbuatan baik itu akan memancar dengan sendirinya. Tidak perlu ada alasan untuk berbuat baik, karena berbuat baik sesungguhnya adalah kewajaran bagi pribadi yang di dalam dirinya memelihara kasih secara tulus. Pemberlakuan kebaikan itu juga tidak perlu memilih situasi ataupun target yang akan merasakan perbuatan baik kita. Semuanya harus berjalan normal, wajar dan alami. Jika kita sudah memahami hal ini, maka tidak akan ada kesulitan untuk berbuat baik, walau kondisi kita sedang tidak mudah. [Oka]

“Berbuat baik adalah wujud kasih yang sejati, tanpa mengharapkan balasan dan tanpa melihat situasi serta waktu untuk mewujudkannya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak