Bacaan : Yesaya 59 : 9 – 19 | Pujian: KJ 29
Nats: “Sungguh, dosa pemberontakan kami banyak di hadapan-Mu dan dosa kami bersaksi melawan kami; sungguh, kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami” [ayat 12]
Ada orang yang berbuat kejahatan dan dihukum, sehingga mengalami penderitaan, tetapi tidak menyesal. Bahkan dihukum lagi karena mengulangi kejahatannya, sehingga mengalami penderitaan lagi, tetapi tetap saja tidak menyesalinya. Ada juga orang yang melakukan kejahatan dan menyadari kejahatannya, tetapi tidak menyesalinya, karena tidak ada orang yang mengetahuinya, sekalipun dia mengalami penderitaan karena kejahatannya itu. Tetapi juga ada orang yang melakukan kesalahan kecil, tetapi sangat menyesalinya, bukan hanya karena Tuhan pasti mengetahuinya, tetapi karena kesalahannya telah menyebabkan orang/ pihak lain mengalami kecewa atau celaka, karena mengecewakan Tuhan.
Penyesalan yang dalam sangat disyaratkan untuk memperoleh pembebasan dan pengampunan dari kesalahan serta keselamatan dari penderitaan buah kejahatan. Demikianlah diungkapkan oleh Yesaya dalam bacaan kita hari ini. Dia menyuarakan pengakuan dan penyesalan yang sungguh dalam atas dosa dan kejahatan bangsa Israel. Tetapi tentu dia tidak hanya menyuarakan pengakuan dan penyesalan umat Israel, melainkan dia sendiri juga mengakui dan menyesali ketidakbaikan dirinya sendiri. Sebab, dia sendiri mengakui kecemaran dirinya (Yes. 6: 5).
Penyesalan yang dalam hanya bisa lahir dari dalam hati, tidak hanya terucap di bibir. Pengakuan dan penyesalan yang dalam bahkan bisa tidak terucap di bibir. Berdasar pengakuan dan penyesalan yang dalam itulah, dan hanya dengan begitulah, Tuhan memberikan pengampunan dan keselamatan, kebebasan dan kedamaian. Sebab, Tuhan tidak hanya mendengarkan ucapan bibir, tetapi melihat kesungguhan hati.
Bagaimana sikap kita terhadap dosa, kejahatan, kesalahan atau ketidakbaikan yang kita lakukan selama ini? Apakah kita dengan kesungguhan hati mengakui dan menyesalinya di hadapan Tuhan? [st]
Hanya dengan penyesalan yang dalam, kedamaian diberikan.