Bacaan: Efesus 5: 1-6 | Pujian: KJ 400
Nats: “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita…” (ay. 1-2a)
Ada seorang ayah yang nampak susah, mengeluh: “Aku iki judheg ngrasakne polae anakku sing ragil. (Saya kesal sekali memikirkan dan merasakan sikap anak sulung saya)” Kenapa rupanya dengan sikap anak sulung itu? “Dheweke jan ndableg banget, nek dikandhani ora gelem nurut. (Dia itu sangat bengal, kalau dinasehati tidak mau memperhatikan)” Padahal ayah ini bekerja ekstra keras setiap hari untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga, tentu termasuk kebutuhan anak sulungnya ini. Demikianlah anak itu dengan sikapnya telah membuat ayahnya -yang sangat mengasihinya- begitu prihatin dan susah gelisah. Anak sulung itu tidak mau memperhatikan apalagi melakukan apa yang menjadi nasehat ayahnya.
Demikianlah juga dengan kita, jika kita tidak memperhatikan atau melakukan ajaran-ajaran dan nasehat Tuhan kita; kita membuat Dia prihatin dan susah. Karena itu, kita dinasehati melalui Rasul Paulus supaya menjadi “penurut-penurut Allah”. Dengan kata lain, “janganlah membuat Allah Bapa kita prihatin dan susah!” Jika kita menuruti atau menaati perintah-perintahNya, kita akan menjadi anak-anakNya “yang kekasih”. Kita harus menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan cemar dan membisukan mulut kita dari perkataan-perkataan tercela. Sebaliknya, kita harus melakukan segala perbuatan dan mengucapkan segala perkataan yang mulia dan terpuji yang merupakan bukti dari kasih.
Untuk itu, marilah kita selalu ingat, merasakan dan menghayati kasih Tuhan Yesus kepada kita. Karena kasihNya, Tuhan Yesus telah menyerahkan diriNya, nyawaNya, bagi kita. Kasih pengorbanan Tuhan Yesus ini -jika kita bisa menyadari dan merasakannya- akan menjadi pendorong kita untuk menjadi penurut-penurut Allah. Sikap dan perilaku yang terpuji dan mulia akan mendatangkan ketentraman dalam hidup kita dan bagi Allah Bapa kita, dan bahkan bagi semua orang, semua ciptaan Tuhan. [st]
“Ketaatan mendatangkan ketentraman hidup.”