Pengharapan yang Teguh

25 July 2017

Bacaan: Galatia 4:21-5:1 |  Pujian: KJ 392
Nats
: “Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.” (4: 28)

Mempuyai anak adalah dambaan setiap keluarga, sebagai penerus keluarga. Bahkan ada pepatah kuno “banyak anak banyak rejeki”, sehingga pada waktu itu setiap keluarga bisa mempunyai sampai 10 orang anak. Keluarga tanpa ada keturunan dianggap merupakan aib yang memalukan dan kesalahan selalu ditimpakan pada isteri dengan sebutan mandul.

Demikian yang dihadapi oleh Abraham yang sudah berusia 100 tahun sedangkan isterinya Sara berusia 75 tahun, yang tidak mempunyai keturunan. Oleh karena itu Sara melakukan sesuatu dalam sistem patriakad dengan memberikan hambanya bernama Hagar kepada Abraham dengan harapan akan melahirkan seorang anak. Dan benar Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ismail. Sementara itu Allah datang dengan janjiNya bahwa Sara juga akan melahirkan anak laki-laki, walaupun secara manusiawi mustahil karena keduanya sudah tua. Namun pada saat yang ditentukan lahirlah anak Sara, bernama Ishak. Ada perbedaan antara 2 anak Abraham ini dimana Ismail diperanakkan menurut daging atas kehendak manusia oleh seorang hamba. Sedangkan Ishak diperanakkan menurut janji Allah oleh seorang perempuan merdeka, sehingga Ishak dan keturunannya akan menjadi manusia merdeka sesuai janji Allah dan akan menjadi ahli waris anugerah janji Allah. Iman, kasih dan pengharapan Abraham dan Sara kepada Allah sangat luar biasa sehingga Allah menganugerahkan pemenuhan janjiNya yaitu seorang anak laki-laki yang sangat ditunggu dan diharapkan sebagai anak janji Allah.

Gambaran tersebut mengajarkan kepada kita agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi permasalahan, kita harus tetap dengan iman penuh pengharapan karena Allah bisa melakukan apa saja yang dikehendakiNya. Kasih Allah sangat besar kepada orang percaya sebagai orang merdeka dan pewaris yang taat dan setia kepada Allah dan FirmanNya, serta penuh pengharapan kepadaNya. Sebagai anak-anak janji, kita diberi hak untuk menerima dan menikmati anugerah Allah yang dijanjikanNya. (Sri)

“Berbahagialah kita menjadi pewaris anugerah Allah!”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak