Pemimpin Galau?

11 August 2016

Bacaan : Roma 9 : 1 – 9  |  Pujian: KJ 284
Nats: “…firman Allah tidak mungkin gagal” …” [ayat 6]

“Pemimpin galau?”
Apakah itu maknanya? Pemimpin gerakan galau kah?  Atau pemimpin yang selalu galau? Atau orang yang galau, menjadi pemimpin? Ah, membaca kalimat itu saja, kita pun mendadak galau, bingung. Apakah yang dimaksudkan dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

Lebih dari kebingungan kita, rasul Paulus sebagai seorang pemimpin jemaat  mengalami kebingungan merenung-renungkan dan mempertimbangkan dalam pergumulan teologisnya tentang kedudukan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Sebagai orang yang berpegang teguh pada Taurat, Paulus meyakini bahwa Israel adalah umat pilihan Allah. Tetapi dalam terang Tuhan Yesus yang ia percayai, ketika Israel menolak Tuhan Yesus, maka Israel terbuang dari Allah dan tidak menjadi umat pilihan. Nah, ada kebimbangan yang muncul, apakah pilihan Allah atas Israel sudah gagal? Allah ataukah Israel yang gagal?

Kegalauan atau kebimbagan rasul Paulus sebagai seorang pemimpin, memberi isyarat bahwa relasi rasul Paulus bersama Tuhan Yesus bukan relasi yang sekedar. Ada kedalaman arti yang dirasakan rasul Paulus menjalani hidupnya bersama dengan Allah, sehingga ia senantiasa memikirkan, merenungkan, merasa-rasakan apakah kehendak Allah atas diri-Nya dan atas dunia ini. Tapi pada proses pergumulannya, rasul Paulus menemukan hikmat dalam jawaban atas pertanyaanya, bahwa firman Allah tidak akan pernah gagal. Kalaupun umat Israel yang telah dipilih Allah nyatanya mengingkari Tuhan Yesus Kristus, maka konsekuensinya adalah Israel tidak lagi masuk sebagai umat pilihan Allah, meski Allah telah memilih Israel.

Hal inilah yang menjadi tantangan kehidupan beriman kita kepada Allah. Tidak serta merta bahwa ketika Allah pun telah memilih kita menjadi anak-Nya, maka secara otomatis kita menjadi umat yang diselamatkan. Harus ada  tanggung jawab untuk hidup meneladani Tuhan Yesus Kristus sebagai wujud bahwa kita pun adalah umat pilihan Allah. Tidak ada yang akan sampai kepada Bapa, jika tidak melalui Tuhan Yesus Kristus. [Dee]

“Kerohanian yang hidup adalah upaya mencari, menemukan, dan hidup akrab dengan Allah.” (Andu)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak