Pembela Siapa?

19 September 2016

Bacaan : Amos 7 : 1 – 6 | Pujian: KJ 291
Nats: “Maka menyesallah Tuhan karena hal itu. ”Ini pun tidak akan terjadi,” firman Tuhan Allah.” [ayat 6]

Dalam dunia persidangan setidaknya ada 6 pihak yang terlibat. Pihak-pihak tersebut adalah terdakwa, jaksa penuntut umum, penasehat hukum, hakim, saksi dan panitera. Setiap pihak-pihak tersebut menjalankan tugas sesuai dengan wewenang dan kewajiban mereka di dalam proses persidangan. Misalnya saja, hakim diberi wewenang untuk mengadili dan memutuskan perkara. Sedangkan penasehat hukum memiliki kapasitas untuk mendampingi terdakwa, mengajukan pembelaan, mengajukan permohonan penangguhan penahanan dan permohonan menghadirkan saksi. Semua mempunyai peranan yang penting.

Kitab Amos secara garis besar menceritakan mengenai keputusan Allah untuk menghukum kerajaan Israel Utara dengan kehancuran karena tindakan dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel. Sebagai hakim, tentu Allah memiliki kewenangan multak untuk memberlakukan hukuman kepada bangsa Israel sesuai dengan pertimbangan dan hikmahNya. Kisah kita menuliskan mengenai penglihatan Amos serta percakapan antara Amos dengan Allah mengenai pemberlakuan hukuman kepada bangsa Israel. Hal yang menarik kita jumpai ketika melihat posisi antara Amos dengan Allah. Amos seharusnya menjadi pihak yang menjadi pembawa berita dari Allah. Namun dalam prosesnya Amos pun penjadi pihak pembela bagi bangsa Israel dengan memohonkan pengampunan. Di satu sisi Amos berada di pihak Allah, namun di sisi lain Amos menjadi pembela terdakwa.

Namun kita dapat melihat bahwa kasih Allah adalah kasih yang sempurna. Sehingga dikatakan menyesallah Allah karena rencana yang akan diberlakukannya kepada bangsa Israel.

Ketika melihat kesaksian sejarah tentang begitu banyaknya kisah kasih Allah yang dinyatakan kepada umatNya, sekalipun umatnya tidak henti-hentinya melakukan dosa, maka jadikanlah kasih Allah sebagai dasar gerak langkah kita dalam hidup. [ardien]

“Di dalam Dia kita hidup, bergerak dan ada sebagaimana kita ada.” (Bunda Teresa)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak