Papa-ku

19 September 2017

Bacaan: Kejadian 49:29-50:14    |  Pujian: KJ 422
Nats:
“kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu!” (ay.29)

“Kalau mau jadi Pendeta, ya jadilah Pendeta GKJW yang baik. Kalau ndak di GKJW, lebih baik ndak usah.”

Singkat saja dan disampaikan dengan wajah datar. Inilah pesan yang dikatakan Papa, saat saya merasa goyah di masa-masa kuliah. Dulu pernah saya mempertimbangkan untuk tidak jadi Pendeta di GKJW, dengan berbagai alasan. Padahal di awal, saya yang ngeyel meminta untuk diberi ijin kuliah teologi karena ingin jadi Pendeta GKJW. Tak heran, Papa yang biasanya sangat demokratis dengan pilihan-pilihan yang saya buat lalu bereaksi saat saya mengatakan sedang mempertimbangkan tidak jadi Pendeta GKJW. Pesan itu tertancap kuat di otak dan hati, membantu saya memantapkan panggilan saya kembali. Pesan sederhana itu jugalah yang membuat saya sampai sekarang bangga mengenakan toga dan stola GKJW.

Pesan dari orangtua kepada anak-anaknya juga kita temui di bacaan kita hari ini. Sebelum ajal menjemputnya, Israel (Yakub) memberikan pesan pada anak-anaknya cikal bakal dua belas suku Israel. Dengan runut dan runtut, Israel menyebut nama anak-anaknya satu persatu dan menyatakan apa yang akan terjadi dalam hidup mereka (ay.1-28). Nampaknya, pesan yang diberikan Israel ini adalah agar mereka menjadi satu bangsa pilihan yang rukun. Setelah itu ia menyampaikan wasiat terakhirnya dan meminta untuk dimakamkan bersama sanak keluarganya di ladang Efron (ay.29), lalu ia mati. Kematian Israel membawa dukacita sangat dalam yang dirasakan oleh anak-cucunya. Menariknya setelah masa dukacita habis, saudara-saudara Yusuf justru takut ia membalaskan dendamnya (ay.15). Di sini kita bisa melihat, bahwa nampaknya pesan Israel tak mampu diterima dan diingat dengan baik oleh anak-anaknya sehingga mereka masih merasa kuatir.

Bagaimana dengan kita? Sebagai orang percaya, pesan apa yang selama ini kita sampaikan pada dunia? Jelas, bahwa tugas kita adalah menyampaikan pesan rahmat dan kasih Tuhan kepada semesta melalui hidup kita sehari-hari. Selamat menyampaikan pesan! (Rhe)

“Pesan yang disertai hikmat dan kasih akan memperkaya hidup”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak