Bacaan : Yeremia 20 : 7 – 13 | Pujian: KJ 379
Nats: “maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala” [ayat 9b]

Rupanya Yeremia sedang dalam situasi yang sangat sulit dan terjerit. Dia berada di antara dua pilihan yaitu mengikuti Tuhan atau mengikuti para sahabat karibnya. Di satu sisi, Yeremia menyadari bahwa ia mendapat mandat dari Tuhan untuk menyatakan kebenaran Firman Tuhan kepada bangsa Yehuda yang hidupnya telah menyimpang dari jalan Tuhan. Dengan keras, ia mengkritik cara hidup para pemimpin, para imam dan rakyat Yehuda yang tidak sesuai lagi dengan kehendak Tuhan. Tetapi di sisi lain, para sahabatnya mulai meninggalkan dirinya karena mereka tidak menyukai cara Yeremia menegur mereka. Hal ini nampak dari sikap imam Pasyur bin Imur yang tersinggung dengan sikap Yeremia, sehingga Pasyur memukul kakinya dan memasungnya (ayat 2). Dua keadaan ini membuat Yeremia berada pada situasi dilematis. Tetapi akhirnya ia memilih mengikuti jalan Tuhan. Ia lebih mendengarkan hati nuraninya, sebab hati nuraninya selalu bergolak dengan keras setiap kali ia mempunyai rencana untuk meninggalkan Tuhan (ayat 9). Meskipun banyak orang yang menentangnya, ia tetap memilih jalan Tuhan, sebab ia sadar bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya seorang diri berjuang menyatakan kebenaran (ayat 11).

Pada masa kini banyak orang menjual hati nuraninya untuk menyuarakan kebenaran karena orang lebih suka mencari “aman”. Istilah yang tepat untuk orang yang seperti ini adalah oportunis. Orang oportunis adalah orang yang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri. Mana yang menguntungkan dirinya ia mendekat, jika merugikan dirinya ia menjauh. Ia berusaha menghindari resiko yang merugikan dirinya. Untungnya Yeremia bukanlah seorang yang oportunis. Ia lebih mendengarkan hati nuraninya. Ia sadar resikonya jika mendengarkan hati nuraninya. Ia pasti akan dikucilkan. Tetapi ia tidak takut, sebab ia yakin tidak berjalan seorang diri. Ada Tuhan yang menyertainya. Tuhan yang akan menguatkan dirinya menghadapi rintangan. Apakah kita juga seperti Yeremia?[pipin]

Keberanian adalah penanda iman. Semakin seseorang berserah kepada Tuhan, semakin dia berani.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak