Bacaan: 1 Korintus 11: 23 – 26 I Pujian: KJ 27
Nats: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (ay. 26)
Jika mendengar kata ‘kematian’, apa yang terpikir? Mungkin kata yang muncul adalah kesedihan, kengerian dan ketakutan. Tetapi bagaimana jika yang terjadi dalam hubungan dengan kematian itu adalah semangat dan malah perlu dirayakan? Tabu? Padahal kita selalu merayakan peristiwa kematian. Malah kita mempersiapkan diri secara khusus untuk mengikutinya. Perayaan yang dimaksud adalah Perjamuan Kudus. Kita merayakan kematian Tuhan Yesus di dalam dan melalui Perjamuan Kudus, karena kematianNya bukanlah kematian yang sia-sia, melainkan yang mendatangkan keselamatan bagi orang berdosa. KematianNya bukanlah untuk diriNya sendiri, melainkan untuk kita. KematianNya bukan karena keterbatasanNya, melainkan merupakan suatu karya agung penyelamatan manusia berdosa. “Merayakan” (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti memuliakan. Dengan Perjamuan Kudus berarti kita memuliakan pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus.
Dalam satu tahun saja, GKJW melaksanakan Perjamuan Kudus sebanyak 4 kali. Yakni Perjamuan Kudus Paskah, Pembangunan GKJW, Oikumene dan Masa Advent. Bahkan ada beberapa jemaat GKJW melakukan Perjamuan Kudus saat hari-hari khusus (istimewa), seperti misalnya saat memperingati hari pendewasaan jemaat. Semuanya berkisah bahwa Kristus telah berkorban demi manusia, untuk menebus, menguatkan, membangun, dan mempersekutukan.
Rasul Paulus mengatakan: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” Pesan Pulus kepada jemaat di Korintus ini sangat jelas mengingatkan jangan sampai kita masuk dalam Perjamuan Kudus dengan tanpa kesungguhan dan keseriusan hati. Sebab Perjamuan Kudus dilakukan dalam dua tujuan. Pertama, mengenang dan mengingat-ingat sejarah perjuangan dan kesengsaraan Tuhan Yesus dalam misi penyelamatan manusia. Kedua, memberitakan kematian Tuhan dan rencana kedatanganNya pada akhir masa. (JarWi)
Yesus sudah mati bagi kita supaya kita hidup bagi Dia.