Bacaan : Ibrani 11 : 1 – 3, 8 – 16 | Pujian: KJ 249
Nats: “Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.” [ayat 2]
Bila kita menilik sejarah GKJW, maka kita akan menemukan sebuah fakta yang menarik. Pada awalnya persekutuan orang-orang percaya di Jawa Timur dianggap sebagai buah zending yang dilakukan oleh badan-badan zending dari Belanda, yakni NZG dan Java Committee. Namun sebenarnya jauh sebelum badan-badan zending tersebut melakukan pelayanan pekabaran Injil di Jawa Timur, masyarakat Kristen di Jawa Timur telah mengenal kekristenan dengan cara yang sangat unik, bahkan peran warga pribumi dalam mengembangkan kekristenan justru jauh lebih besar dan mengakar.
Bila kita renungkan, perjumpaan nenek moyang kita dengan iman kristen dapatlah kita katakan bukanlah sebuah faktor kesengajaan yang terjadi begitu saja. Karya Roh Kudus dalam kisah sejarah kehidupan nenek moyang orang GKJW begitu terasa pengaruh-Nya. Entah dipahami atau tidak, nuansa paseduluran atau golek sedulur menjadi batu pijakan bagi orang-orang Kristen di Jawa Timur untuk kemudian mengikatkan diri menjadi satu kesatuan yang kini kita kenal dengan nama GKJW.
Meskipun GKJW pernah dihantam gelombang perpecahan yang muncul karena perbedaan sudut pandang dalam menyikapi pola hubungan dengan pemerintah kolonial Jepang pada saat itu, yakni ketika GKJW terpecah menjadi dua kubu di mana kubu yang satu pro kepada Jepang dan yang lain memilih untuk bersikap anti Jepang- namun sekali lagi semangat paseduluran telah terbukti menjadi sebuah kekuatan untuk bersatu kembali.
Bila nenek moyang kita ternyata mampu melihat ikatan persaudaraan sebagai sebuah tali pengikat yang kuat untuk mengikat seluruh warga GKJW menjadi satu, maka mengapa kita sebagai generasi penerus tidak mencoba untuk belajar dari nenek moyang kita tentang apa makna kekristenan bagi mereka dan bagaimana sebuah hubungan persaudaraan justru mampu menjadi sarana yang paling ampuh untuk menyatukan perbedaan sudut pandang atau mazhab atau apapun namanya, yang telah menjadikan kita terkotak-kotak? Mari kita renungkan bersama-sama! [DK]
“Harta yang sangat berharga adalah persaudaraan”