Mengenal Anak-Anak Allah

1 November 2017

Bacaan : 1 Yohanes 3 : 1 – 3 | Pujian: KJ 434 : 1, 2
Nats: “… dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” [ayat 1b]

Manusia cenderung merasa takut terhadap banyak hal yang tidak benar-benar dipahaminya. Perasaan takut tersebut bisa menghadirkan berbagai macam sikap. Sikap itu bisa diwujudkan dengan mencurigai, menghindari atau bahkan membenci satu suasana, sebuah pemikiran, manusia tertentu dan sebagainya yang tidak bisa dipahami.

Dalam kehidupan sehari-hari, ada peribahasa yang sangat dikenal masyarakat kita yaitu: “Tak Kenal Maka Tak Sayang.” Peribahasa tersebut menggambarkan bahwa pengenalan merupakan pintu masuk untuk menimbulkan rasa sayang. Tanpa mengenal maka mustahil orang bisa memiliki perasaan dekat yang mendorong untuk menjadi teman atau bahkan sahabat.

Surat Yohanes dilatarbelakangi situasi di mana umat -yang disebut oleh penulis sebagai anak-anaknya- itu menghadapi berbagai tantangan berat. Mereka dikelilingi oleh guru-guru palsu, orang-orang yang menyangkal Yesus sebagai Kristus, para penyesat dan lain-lain. Umat berada pada situasi sulit akibat berkembangnya berbagai penyesat dan penyangkal iman tersebut.

Penulis surat Yohanes yang melihat tantangan umat yang mengancam iman tersebut merasa perlu untuk memberi kekuatan rohani. Kepada umat binaannya penulis surat Yohanes menekankan dan mengingatkan bahwa mereka adalah anak-anak yang “lahir” dari Allah (Dalam pandangan Kristen, sebutan anak-anak Allah tidak dimaksudkan sebagai anak-anak biologis namun anak-anak rohani). Allah tidak berasal dari dunia. Dunia tidak mengenal Allah. Oleh karena dunia tidak mengenal Dia maka dunia tidak mengenal dengan baik anak-anakNya, sehingga umat percaya seringkali mengalami ancaman.

Bagi umat percaya, sebutan anak-anak Allah semestinya bukanlah dipakai sebagai kebanggaan semata. Sebutan tersebut mengandung banyak konsekwensi. Dalam kehidupannya, ada tanda-tanda yang harus ditunjukkan oleh anak-anak Allah yakni: hidup benar, berbuat kebenaran dan mengasihi saudaranya. Tanda itulah yang akan membedakan antara anak-anak Allah dengan anak-anak Iblis.

Apakah tanda itu sudah terlihat dalam kehidupan kita? Jangan-jangan tanda itu tidak terlihat dengan jelas sehingga dunia sulit mengenali kita? [Dn]

“Anak-anak Allah itu hidp benar, berbuat kebenaran dan kasih.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak