Mengapa Silsilah Begitu Penting?

21 December 2016

Bacaan : Matius 1 : 1 – 17 | Nyanyian : KJ 84 : 2
Nats: “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” [ayat 1]

Beberapa generasi yang lalu, setiap orang tua yang mempunyai anak yang sudah mulai mempunyai teman dekat akan menanyakan kepada anaknya, siapakah orang tuanya, di mana rumahnya, apa pekerjaannya? Bobot, bibit, bebet masih menjadi pertimbangan setiap orang tua dalam mencari menantu. Silsilah keluarga akan menjadi sangat berarti.

Di dalam Alkitab, kita sering melewati bacaan tentang silsilah baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Di dalam bacaan kita saat ini Matius menulis silsilah Yesus Kristus yang begitu panjang untuk mengungkapkan asal-usul Yesus Kristus.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari. Pertama, tokoh-tokoh di sini bukan tokoh-tokoh yang bersih secara moral. Beberapa adalah pahlawan iman, sebagian ada yang hidupnya kelam, sebagian orang-orang biasa, sebagian lagi orang jahat. Hal ini menunjukkan kepedulian Allah terhadap orang berdosa dan karya Allah dalam sejarah tidak dibatasi oleh keadaan dan dosa manusia. Kedua, Matius menelusuri sampai ke Abraham karena ditujukan kepada orang Yahudi sedangkan kalau kita lihat yang ditulis Lukas sampai ke Adam sebab tuluisannya untuk orang non Yahudi. Yesus Kristus adalah Juru Selamat orang Yahudi maupun non Yahudi. Ketiga, sebagai keturunan Daud, Yesus menggenapi janji Allah kepada Daud bahwa keturunannya akan tetap menduduki takhta Israel dan memerintah kerajaan di seluruh alam semesta. Sebagai keturunan Abraham, Yesus menggenapi janji yang diberikan nenek moyang bangsa Israel.

Di dalam bacaan silsilah di atas perlu kita sadari bahwa Yesus adalah fokus utama dalam firman Tuhan. Dialah Tuhan dan Juru selamat yang Allah berikan bagi seluruh umat manusia.

Di dalam mempersiapkan dan memperingati Natal tahun ini, sudahkah Yesus Kristus menjadi fokusnya? Kita bisa mulai mengevaluasi apakah kegiatan kita, hidup kita juga senantiasa terfokus kepada-Nya atau terfokus pada diri sendiri sehingga kita mencuri kemuliaan-Nya?[DYRA]

“Segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak