Menanggalkan Kedagingan

9 July 2017

Bacaan: Roma 7:15-25 |   Pujian : KJ 330:5,6,7.
Nats
: “Sebab aku tahu bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik…” (ay. 18)

Ada seorang pria yang gemar sekali makan Tahu Campur, sebuah makanan ciri khas Jawa Timur. Hampir tiap hari ia makan tahu campur dan berkeliling dari satu restoran ke restoran lain. Hingga pada masa menjelang usia senja, dia dinyatakan memiliki beberapa penyakit serius akibat pola hidup yang kurang baik. Ia sebenarnya pernah mencoba berhenti, namun ia kalah dan akhirnya terus menikmati kebiasaan yang tidak baik itu.

Seringkali kita merasa memiliki kebiasaan-kebiasaan hidup yang tidak baik. Kita hidup dalam balutan kenikmatan duniawi hingga lupa bahwa kebiasaan itu menjerumuskan kita. Parahnya, dalam beberapa kejadian ada banyak orang yang ingin berubah saat sudah terlambat. Hingga perubahan menuju arah yang baik itu tidak dapat diwujudkan.

Rasul Paulus kepada jemaat di Roma memberikan peringatan keras agar warga jemaat berupaya dengan segala daya untuk menanggalkan kedagingan. Rasul Paulus tahu bahwa upaya itu tidaklah mudah, karena ia sendiri menyadari di dalam dirinya sendiri ada banyak ketidakbaikan atau kelemahan diri. Itulah yang menjadi penghambat manakala kita ingin berubah untuk menjadi lebih baik. Pikiran kita tahu bahwa apa yang kita lakukan itu tidaklah baik, namun keinginan batin kita yang biasanya mengalahkan kekuatan pikiran kita. Hingga akhirnya kita kembali melanggar dan berbuat sesuatu hal yang tidak baik.

Karena ini semua, menanggalkan kedagingan memerlukan proses dan latihan. Proses yang paling penting adalah membaca dan merenungkan Alkitab. Di dalam Alkitab ada banyak tulisan yang dapat menegur dan mengajar kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Selain itu kita juga memerlukan latihan. Cobalah untuk mengurangi kebiasaan tidak baik itu setahap demi setahap. Cara bertahap inilah yang harus dilakukan dengan dibarengi komitmen tinggi. Dengan begitu, kita akan mampu untuk menanggalkan kedagingan. (Oka)

“Mengikuti nikmatnya kedagingan membawa pada persoalan yang serius.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak