Memilah Gelombang Suara

11 March 2017

Bacaan : Yesaya 51 : 4 – 8 | Pujian: KJ 33
Nats: “Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku…” [ayat 4]

Di dalam satu waktu yang sama, ada ribuan suara terdengar. Tetapi mengapa kadang kala manusia tetap dapat memilih suara apa yang sedang ia ingin dengarkan? Hal ini karena cara kerja telinga bagian dalam yang mengubah gelombang kompresional menjadi impuls listrik yang dirasakan oleh otak, kemudian otak akan menentukan manakah yang menarik untuk diperhatikan dan mana yang tidak. Sama halnya ketika berada dalam sebuah ibadah, akan ada banyak suara yang terdengar bersama-sama, antara suara pengkotbah dengan suara anak kecil yang berlarian dan suara ramai kendaraan di luar gedung gereja, semua suara itu diolah oleh telinga bagian dalam, hingga sampai ke otak dan membuat seseorang lebih memilih fokus mendengar kotbah, atau terganggu dengan suara teriakan anak kecil, atau terhanyut dengan bisingnya lalu-lalang kendaraan.

Melaui Yesaya 51:4-8, kita mendapat tantangan yang menarik untuk dapat mengatur pemilihan gelombang suara yang ingin kita dengarkan. Memang, apa yang kita dengarkan menjadi tugas telinga bagian dalam untuk mengolahnya. Tetapi akhirnya, bukan otak yang menguasai iman kita, tetapi justru otak itulah yang harusnya dikendalikan oleh rasa iman kita kepada Allah. Sehingga otak akhirnya tunduk kepada iman, untuk mengambil keputusan hanya mau memilih mendengarkan segala sesuatu yang baik dan berasal dari Allah.

Bagian penting ketika Allah menegaskan “Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku” jelas menyatakan bahwa Allah melihat manusia yang hidup beriman kepada Allah, ia akan mampu menggerakkan seluruh indra untuk mengarahkan perhatian kepada Allah. Sehingga kehidupan beriman dan berpusat kepada Allah itu tidak bisa dikuasai oleh apa yang muncul di luar diri kita. Karena iman kepada Allah itulah yang akan menggerakkan diri kita secara utuh untuk mampu terus mencari kehendak Allah. [Dee]

“Ketika otak dikuasai oleh iman, maka otak akan membawa manusia memilih untuk setia mendengar kehendak Tuhan”.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak