Mauku dan KehedakMu

27 August 2017

Bacaan: Roma 12:1-8  |  Pujian: KJ. 411
Nats:
“… berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (ayat 2)

Tidak sedikit orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus mengatakan:

“ini adalah jalan Tuhan… ”
“sudah kehendak Tuhan”
“mungkin semua ini sudah takdir Tuhan”
“aku mendengar suara Tuhan supaya aku mengambil keputusan ini

Kadang kala, tanpa disadari, manusia sulit membedakan mana kehendak Allah dan mana keinginan diri sendiri. Keduanya mirip karena berasal dari dalam diri manusia. Banyak orang mengatasnamakan Tuhan ketika mengungkapkan keinginan diri sendiri. Namun Roma 12:1-8 memudahkan kita untuk bisa membedakan antara kehendak Allah dengan kemauan diri sendiri. Melalui pemahaman persembahan yang benar, kita diajari untuk mampu sungguh-sungguh mengosongkan diri dari kepentingan diri, dan memberikan apa yang terbaik bagi Tuhan, termasuk mengosongkan diri dari kemauan yang bukan dari Tuhan. Bukankah persembahan tidak hanya bicara soal berapa jumlah uang yang masuk ke dalam kantong persembahan? Tetapi berani meniadakan keinginan diri untuk melakukan kehendak Allah, juga merupakan bagian dari persembahan kehidupan. Hal inilah yang memampukan manusia untuk membedakan mana kehendak Allah dan mana keinginan pikiran manusia.

Roma 12:2 memberikan petunjuk lebih mudah lagi bagi kita supaya dapat mengenali kehendak Allah, yaitu “perubahan diri sendiri dengan melakukan pembaruan budi”. Ketika kita bersedia berjuang habis-habisan untuk memperbarui budi (sifat, perilaku, pemikiran) kita, maka di sanalah kita akan sampai pada kepekaan jiwa untuk mengetahui kehendak Allah. Kehendak Allah adalah semua yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna. Demikian juga upaya kita untuk membangun GKJW, setiap kita harus berani terus-menerus memperbarui budi, sebelum memberi diri untuk mengatakan bahwa ide kita adalah ide Allah. Ya, memahami kehendak Allah itu perlu diuji dengan pembaruan budi. Lalu, masih adakah di antara kita yang berani-beraninya mengatakan kehendak diri sendiri sebagai kehendak Allah? [dee]

 “Segala sesuatu yang berasal dari Allah akan mendatangkan kebaikan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak