Bacaan: Yeremia 18:1-11| Pujian: KJ 438
Nats: “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!” (ayat 21)
Sebuah cangkir yang retak, seperti tidak layak lagi digunakan. Tampak tidak pantas untuk dipakai menyuguhkan kopi, seperti membahayakan jika dipakai menyeduh minuman panas. Ah, pantasnya dibuang saja. Memang cangkir itu tidak bisa lagi dipakai untuk menyeduh kopi panas. Tapi di tangan orang yang penuh cinta, cangkir itu tidak akan pernah dibuang. Cangkir bisa alih fungsi sebagai vas bunga. Kini, cangkir retak menjadi lebih indah dengan fungsi barunya.
Hati Allah, yang menciptakan manusia, tidak akan pernah membuang manusia yang hidupnya pernah mengalami keretakan karena kegagalan. Demikianlah Allah mengatakan kepada bangsa Israel bahwa Dia dapat bertindak lebih dari tukang periuk yang mengubah bentukan bejana yang ada di tangannya menjadi banyak bentuk lain yang lebih indah. Allah mengajar kepada umat Israel untuk percaya kepada Allah bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan bangsa Israel dalam keterpurukan hidup mereka. Allah kaum Israel adalah Allah kita juga yang hidup di masa sekarang. Maka Allah pun akan memberikan perlindungan yang sama bagi kita. Tapi perubahan hidup untuk menjadi lebih indah, bukan serta merta menjadi tugas Allah, sementara manusia hanya menunggu. Menjalani kehidupan dengan selalu melibatkan Allah, akan mendatangkan hikmat bagi manusia untuk selalu menemukan kebaikan di tengah situasi yang tidak baik dalam kehidupannya.
Menemukan kehidupan yang lebih indah, memang datang dari pertolongan Allah yang tidak pernah meninggalkan umatNya. Manusia pun dimampukan oleh Allah untuk menemukan cara memperbaiki kehidupannya menjadi hidup yang lebih indah dari sebelumnya. Tetapi untuk itu perlu langkah pertama, yaitu penyerahan diri secara total ke dalam tanganNya. [dee]
“Saat satu harapan gagal diraih, maka ada harapan lain yang berbeda namun jauh lebih indah.”