Kesetiaan dan Ketaatan

21 September 2016

Bacaan : Lukas 22 : 31 – 33, 56 – 62 | Pujian: KJ 453
Nats: “Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu!” [ayat 32]

Banyak kisah nyata yang membuka mata kita tentang kemilau kehidupan dunia yang menyesatkan. Dengan mudah Iblis mengalihkan iman orang menjadi iman baru yang lebih menguntungkan mereka secara duniawi. Mereka melakukan apa saja untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, walaupun merugikan orang lain. Namun demikian ketidaksetiaan dan ketidaktaatan itu ternyata membawa bencana dan malapetaka bagi kehidupan diri sendiri maupun sekelilingnya.

Bacaan kita hari ini menggambarkan bahwa Petrus telah dibawa Iblis untuk menyangkal Tuhan Yesus 3 kali menjelang saat-saat penderitaan-Nya. Kejadian tersebut merupakan kenyataan yang disampaikan dengan keilahian Tuhan Yesus pada waktu jamuan malam terakhir sebelum penangkapan-Nya karena pengkhianatan Yudas. Tuhan Yesus mengatakan sesuatu yang sangat indah dan lembut. “Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu!” Suatu harapan agar Petrus dapat insaf dari kesalahan dan kejatuhan iman-Nya, dilakukan dengan tulus dari lubuk hati sendiri, bukan karena terpaksa. Memang Petrus menyesali kesalahan dan dosanya dengan menangis. Petrus menyadari bahwa Tuhan Yesus memberi tugas untuk menguatkan saudara-saudaranya, para murid yang lain yang juga meninggalkan Tuhan Yesus dalam keadaan menderita.

Pencobaan ketidaktaatan dan ketidaksetiaan iman dapat juga terjadi pada diri kita. Hal ini bisa terjadi karena keadaan rawan persaingan, tekanan untuk menduduki jabatan, untuk menyelamatkan diri, takut dikucilkan. Iblis selalu mengelilingi kita, untuk mencari waktu yang tepat untuk menjatuhkan iman kita. Karena itu, mari kita menjaga kesetiaan iman kepada Tuhan Yesus yang telah mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia dan memberi keselamatan kekal kepada orang percaya. Kita tingkatkan terus pengenalan siapa dan bagaimana Tuhan Yesus, sehingga terjalin suatu hubungan yang harmonis selamanya dengan dasar kesetiaan dan ketaatan. “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan Firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” [Sri]

“Iman hidup dengan perjuangan, bukan dengan kidungan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak