Bacaan : Mazmur 105 : 1 – 11 | Pujian: KJ 405
Nats: “Firman-Nya: “Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang ditentukan bagimu.” [ayat 11]
Kehidupan berkeluarga memanglah macam-macam likunya. Dari yang penuh cinta, hingga penuh tanya. Ada yang membangun keluarga untuk menjawab pertanyaan banyak orang, ada pula untuk memperjuangkan memenuhi tuntutan budaya. Ada juga keluarga yang beruntung karena membangun keluarganya dengan sungguh-sungguh melibatkan Tuhan.
Makin bersyukur ketika setiap anggota keluarga membaca Mazmur 105:1-11, kesaksian puji-pujian atas segala perbuatan Allah di masa lampau. Kesaksian ini bisa menjadi bukti bahwa ketika Allah telah memelihara kehidupan manusia di masa lampau, demikianlah Allah akan memelihara kehidupan umat manusia di masa kini dan masa yang akan datang. Bahkan pemeliharaan itu ditekankan Allah di ayat 11 bahwa kepada keluarga Israel akan diberikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka. Tanah kanaan itu menggambarkan berkat yang sangat besar, melimpah, yang bahkan tidak terpikirkan oleh manusia. Tetapi, kadang-kadang manusia sendirilah yang membuat batasan berkat Allah dengan menetapkan keinginan-keinginan mereka tanpa melibatkan Tuhan.
Demikian pula kehidupan orang yang mengaku beriman tetapi meragukan anugerah dan berkat Tuhan di dalam keluarga, ketika ada orang yang sangat senang bertanya: “Kapan menikah?” sebagai sebuah pertanyaan serius ditujukan kepada kaum muda yang usianya dianggap melewati ambang batas. Bukankah lebih baik diam-diam mendoakan jomblo yang belum menikah itu, supaya segala berkat kebaikan terjadi dalam kehidupannya, daripada terus menerus bertanya “kapan menikah”. Memangnya kalau ia sudah menikah, mau ikut bertanggung jawab mendampingi pertumbuhan iman keluarganya?
Ada juga, orang yang mengaku beriman, terus-menerus bertanya kepada pasangan suami-istri: “Kapan punya anak?”. Apakah kalau nanti sudah punya anak, mau bersedia mengurus anaknya? Ah, jangan batasi anugerah Tuhan itu hanya pada pernikahan dan keturunan! Baiklah kita mendoakan mereka tanpa terus-menerus bertanya. Karena berkat Allah yang tak terduga, sudah disediakan bagi mereka. [Dee]
“Layakkah manusia membatasi berkat yang ingin Tuhan berikan kepada umatNya?”