Bacaan : Yesaya 7 : 10 – 14 | Pujian: KJ 460
Nats: “….aku tidak mau mencobai TUHAN.” [ayat 12]
Pernahkah ketika berjalan-jalan ke suatu pusat perbelanjaan atau pasar, saudara menjumpai penjual yang menjajakan makanan (bisa lauk pauk, cemilan, buah atau yang lain) dengan memberikan tester (pencoba) sebagai promosi daganganya? Saya sering, dan saya kadang tertarik untuk mencoba terlebih dahulu makanan tersebut sebelum saya membelinya. Penjual sengaja memberikan tester tersebut agar pembeli percaya bahwa barang yang dijualnya berkwalitas bagus, berasa enak dan sebanding dengan harga yang dipasang. Namun, walaupun menurut pengalaman saya, kadang makanan tersebut enak, kadang pula tidak enak. Dan kalau tidak enak, maka saya urung membelinya. Nah, ketika berbicara tentang barang (makanan, baju, kosmetik, parfum, dll) yang dijual, tentu hal yang wajar kalau kita mencoba dulu barang-barang tersebut.
Namun hal yang berbeda ketika kita berbicara mengenai Tuhan yang berkarya di dalam hidup. Hal inilah yang dihayati oleh Ahas ketika TUHAN berfirman kepadanya. Ketika Tuhan berfirman agar Ahas meminta suatu pertanda kepada Tuhan, Ahas dengan jelas menolak karena dia tidak mau meminta serta tidak mau mencobai Tuhan. Sikap Ahas ini tentu didasari oleh keyakinannya kepada Tuhan. Dia yakin bahwa Tuhan tahu yang terbaik untuk hidupnya.
Tuhan Mahakasih, Tuhan Maha penolong, Tuhan setia di dalam hidup. Alkitab, sejarah dan pengalaman menyaksikan semua itu. Di dalam kehidupan kita, tentu kejadian yang kita alami membuktikan hal tersebut. Tidak perlu meragukan Tuhan dengan mencoba untuk mencobai Tuhan, untuk mencari pembuktian lagi kasih Tuhan. Cukup percaya bahwa hidup kita berada dalam kendali Tuhan. Penyertaan Tuhan tetap dinyatakan di dalam hidup kita hari demi hari tanpa terkecuali. [Ardien]
“Iman melihat yang tidak kelihatan, mempercayai yang tidak dapat dipercaya, menerima yang tidak mungkin.” (Corrie Ten Boom)