Bacaan : Roma 2 : 11-16 | Pujian : KJ 163: 1,2.
Nats: ”… bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.” (ayat 15)
Marilyn Laszlo adalah seorang misionaris wanita yang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa suku Hauna di New Guinea. Ketika menerjemahkan kata “dosa,” ia bertanya kepada orang-orang Hauna, yang saat itu belum mengenal ajaran Kristus, tentang pemahaman mereka mengenai dosa. Mereka menjawab, “Dosa adalah saat kau berdusta.” “Dosa adalah saat kau mencuri.” “Dosa adalah saat kau membunuh.” Marilyn tertegun mendengar jawaban mereka karena nyata bahwa Tuhan telah meletakkan hukum-hukum-Nya dalam hati manusia.
Sungguh menakjubkan kasih Tuhan itu! Kemurahan, kebaikan dan kesabaran-Nya sangat luar biasa dalam upaya-Nya untuk menuntun manusia dalam pertobatan dan keluar dari belenggu dosa. Salah satunya adalah dengan menuliskan hukum-Nya dalam hati nurani manusia. Hati nurani inilah yang dipakai Tuhan sebagai ‘alarm system’ dalam pikiran kita untuk membedakan mana yang benar dan yang salah. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan bahwa tidak ada alasan bagi manusia untuk berdalih tidak tahu kehendak Tuhan, sebab Dia sudah menyatakan kehendak-Nya melalui Kitab Suci dan hati nurani manusia (ayat 14-15).
Selama kita hidup dalam pergaulan erat dengan Tuhan, hati nurani kita perlu terus diasah tetap peka terhadap kebenaran Ilahi sehingga bisa dijadikan penuntun ke arah kebajikan. Sebaliknya nurani yang tidak diterangi kebenaran Ilahi bisa menyesatkan. Semakin sering hati nurani itu dibius dan diabaikan, maka akan semakin ia kehilangan sensitivitasnya terhadap dosa.
Bagaimana kondisi hati nurani kita saat ini? Jagalah hati agar tetap murni dan bersih, baik dalam pandangan kita maupun dalam pandangan Tuhan. “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kis. 24:16) [retno]
“Seburuk apapun manusia, nurani tetap bersemai di dalam.”