Bacaan : Yakobus 4 : 4 – 10 | Pujian: KJ 401 : 1
Nats: “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” [ayat 9]
Dengan kemajuan teknologi, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, baik yang dekat maupun yang ada di belahan dunia lain. Waktu berkomunikasi juga bebas tergantung keinginan kita. Hubungan seperti ini mungkin hanya sekedar say hello, menanyakan kabar atau menyampaikan berita.
Beberapa waktu yang lalu, anak saya yang bekerja di luar kota mengatakan kalau dia kesepian di tengah keramaian. Hubungan melalui WA, FB, video call, rupanya tidak bisa menggantikan hubungan bila bertemu secara langsung. Ada ruang kosong di dalam hati yang bisa terpenuhi bila bertemu keluarga.
Yakobus juga mengajak kita untuk mendekat pada Allah. Hubungan yang seperti apa, bagaimana caranya dan apa manfaatnya? Tidak perlu teknologi modern, yang diperlukan hanya menyediakan waktu, untuk berbicara dan siap mendengar. Berapa kali dalam satu hari dan berapa lama kita menyediakan waktu untuk berhubungan dengan Tuhan secara pribadi? Apakah kita bisa merasakan kehadiran-Nya melalui pujian, penyembahan, doa, dan mendengar suara-Nya lewat pembacaan Firman Tuhan?
Ayat 7 mengatakan bahwa kita harus melawan iblis disertai tunduk kepada Allah. Kita harus belajar untuk mau tunduk pada waktu menerima teguran Firman Tuhan, tidak peduli siapapun yang menyampaikan. Kita harus sadar bahwa kita tidak bisa melawan iblis dengan kekuatan/ kecerdasan kita sebagai manusia. Kita butuh kekuatan dan hikmat dari Allah.
Untuk membangun suatu persekutuan dengan Allah dituntut untuk tidak mempertahankan dosa. Kita sering tidak bisa tunduk kepada Allah dan di saat yang sama juga tunduk kepada iblis. Tangan dan hati merupakan simbol seluruh kehidupan lahiriah dan yang di dalam (hati, pikiran) harus suci.
Bagaimana hubungan kita selama ini dengan Tuhan? Sudah sedekat apakah sampai kita bisa mengungkapkan sesuatu dan mengetahui apa yang Tuhan suka dan tidak? [DYRA]
‘Kualitas hubungan dengan Allah tidak hanya di dalam hati, tetapi juga tampak dalam kualitas hubungan kita dengan sesama.’