Bacaan : Matius 14 : 1 – 12 | Pujian: KJ 281
Nats: “Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya.” [ayat 9]

Nama adalah doa. Karena itu banyak orangtua yang menamakan anaknya dengan nama-nama tokoh tertentu dalam Alkitab. Tujuan pemberian nama itu jelas, agar sang empunya nama meneladani tokoh-tokoh Alkitab itu. Saya sering menjumpai orang yang bernama Yohanes, Petrus, Markus, Paulus, Ester atau Eunike. Tapi, adakah orangtua yang memberi nama anaknya Herodes?

Herodes dalam bacaan kita hari ini adalah Herodes Antipas, salah satu anak lelaki dari Herodes Agung. Jadi, Herodes ini berbeda dengan Herodes (Agung) yang disebutkan di seputar kelahiran Yesus. Perkawinannya dengan Herodias menajdi kontroversi di seantero Galilea. Itu karena perkawinanannya diawali dengan perselingkuhan dengan isteri Filipus, saudaranya. Karena perselingkuhan itu, Filipus menceraikan Herodias, dan Herodes Antipas menceraikan isteri sahnya, Phaesalis. Di kalangan orang Yahudi, pernikahan ini dianggap tidak kudus karena melanggar Imamat 20:21.

Dengan narasi hidup yang demikian, kita bisa melihat bahwa Herodes tak layak diteladani. Ia adalah pribadi yang penuh rasa bersalah, namun tak berani menghadapinya. Ia lebih memilih untuk lari dari rasa bersalahnya dengan memenggal kepala Yohanes Pembaptis yang menegurnya, ketimbang mendengar suara hatinya. Herodes lebih memihak pada apa yang salah, ketimbang apa yang menurutnya benar. Hanya karena sumpah pada Salome dan karena keberadaan tamu-tamunya (ay.9). Demikianlah sejarah mengingat siapa Herodes Antipas itu.

Saudara-saudara cepat atau lambat, kita pun akan tinggal nama. Namun bagaimana nama kita diingat oleh generasi setelah kita, adalah tergantung dari tindakan-tindakan apa yang kita lakukan sekarang. Karena itu, mari bertindak dengan lebih bijak agar nama kita menjadi berkat. Jangan kayak Herodes ah! [Rhe]

“Nama baik dihasilkan oleh hidup yang baik.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak