Beritakan Peringatan

23 August 2016

Bacaan : Yeremia 25 : 15 – 29  |  Pujian: KJ 426

Ada seorang teman saya dari Korea yang pernah mengatakan: “Kelak yang pertama kali masuk neraka adalah Amerika Serikat karena arogansinya hendak menguasai bangsa lain, kemudian Jepang karena tidak peduli terhadap kedamaian dunia, kemudian Korea karena…, kemudian semua negara di dunia ini…” Menurut pendapatnya semua negara dan bangsa di dunia ini memiliki banyak dosanya sendiri-sendiri.  Semuanya akan mengalami penderitaan.

Yang dimaksud dengan piala berisi anggur dalam bacaan kita hari ini adalah penderitaan. Penderitaan itu diberitakan oleh Nabi Yeremia akan menimpa bangsa-bangsa di dunia. Penderitaan semua bangsa itu diciptakan oleh Nebukadnezar, mulai dari Yerusalem (Yehuda), Mesir kemudian bangsa-bangsa lain dan terakhir dialami oleh Sesakh, yakni Babil sendiri. Semua bangsa itu telah melakukan berbagai-bagai kejahatan di mata Tuhan. Jika ada bangsa yang menolak meminum anggur dari piala itu, mereka diwajibkan meminumnya. Artinya, semuanya mau tidak mau pasti akan mengalami penderitaan itu sebagai buah kejahatan mereka.

Yeremia diutus memberitakan firman Tuhan itu tentu dengan maksud supaya semua bangsa itu sadar akan dosa-dosa mereka dan bertobat. Tentu ini adalah pengutusan yang berat. Sebab, dia seorang diri harus memperingatkan banyak bangsa dengan para raja mereka yang perkasa dan berkuasa. Tetapi Nabi Yeremia tidak enggan mengambil piala anggur itu. Dia mengambilnya dan meminumkannya kepada bangsa-bangsa itu. Artinya  dia siap melakukan tugas pengutusan Tuhan itu, walau menghadapi risiko yang tentu tidak kecil, bahkan bisa kehilangan nyawanya.

Kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai gereja, juga diutus oleh Tuhan untuk memberitakan firman Tuhan kepada semua orang dan bangsa. Firman Tuhan yang harus kita beritakan itu tentu termasuk peringatan akan adanya bahaya penderitaan yang disebabkan oleh perilaku jahat yang dilakukan. Gereja dan kita tidak boleh takut mengumandangkan suara kenabian kita hanya demi mencari aman dan selamat. Kita tidak boleh berpangku tangan membiarkan kejahatan meraja lela di dunia kita. [st]

“Siapa menanam kebaikan akan menuai kebahagiaan. Siapa menanam kejahatan akan menuai penderitaan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak