Bacaan : Imamat 14 : 33 – 53 | Pujian: KJ 400 : 3, 4
Nats: “Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi rumah itu, maka rumah itu menjadi tahir.” [ayat 53]
Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan “Kebersihan adalah sebagian daripada Iman”. Tentu makna dari kalimat bijak ini bukanlah mengukur kualitas iman seseorang dengan kebersihan yang dimilikinya. Mungkin makna yang lebih tepat adalah menjaga kebersihan, serta mampu menunjukkan hidup yang bersih adalah salah satu cara mewujudnyatakan iman. Kalimat bijak ini banyak ditulis di sekolah, tempat umum agar masyarakat memiliki motivasi menjaga kebersihan dalam kehidupannya.
Rupanya pola dan ajaran hidup bersih itu juga sudah diaplikasikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel sejak jaman dahulu kala. Bahkan begitu pentingnya, seorang Imam dituntut untuk memiliki peranan yang vital agar bangsa Israel benar-benar taat dan hidup secara sehat dan bersih. Manakala ada rumah yang didapati adanya jamur, maka dibutuhkan ritual khusus yang akan dilakukan oleh imam untuk memulihkannya. Proses pemulihan Itu dilakukan dengan tata cara yang telah ditetapkan Tuhan.
Di zaman modern ini pun, kita patut mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harusnya meyakini bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Jika kita hidup bersih maka kita pun akan lebih sehat dari pribadi lain yang tidak menjaga kebersihan. Upaya menjaga kebersihan itu tidaklah cukup dengan upaya kita memelihara rumah tempat tinggal kita saja. Kita pun harusnya menjaga tubuh kita. Bukankah tubuh kita adalah bait pemberian Allah yang harus kita jaga kebersihan dan kesehatannya.
Maka jika kita ingin belajar mewujudnyatakan iman kita disertai rasa syukur atas kemurahan Tuhan, mari belajar untuk hidup sehat dan bersih. Bukan hanya bersih dan sehat fisik tetapi juga mental dan pikiran kita. Dengan mental dan pikiran yang bersih, kita akan mencerminkan karakter anak-anak terang yang diberkati oleh Tuhan. [Oka]
“Pribadi yang bersih luar dan dalam mencerminkan iman yang berakar pada Tuhan.”