Bacaan : Bilangan 11 : 31 – 35 | Pujian: KJ 335
Nats: “Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.” [ayat 34]
Banyak orang beranggapan bahwa menerima berkat anugerah Tuhan itu tidaklah memiliki konsekwensi. Karenanya bagi sebagian orang terutama yang kurang meyakini bahwa sesungguhnya berkat Tuhan itu adalah sebuah pemberian, seringkali bersikap meremehkan. Mereka lebih sering beranggapan bahwa segala yang didapat di dunia ini adalah karena keberhasilan mereka atau prestasi mereka, bukan karena kebaikan dan kemurahan Sang Pencipta kita.
Bacaan di atas menceritakan bagaimana tulah yang diberikan Tuhan bagi bangsa yang bersikap rakus pada saat memiliki berkat Tuhan. Mereka menimbun berkat itu serta beranggapan bahwa berkat itu hanya pantas mereka miliki dan nikmati tanpa berusaha untuk membagikannya kepada orang lain. Mulut mereka penuh dan belepotan adalah gambaran betapa rakusnya mereka menikmati berkat pemberian Tuhan tanpa memikirkan kebutuhan orang lain.
Merenungkan di atas, ternyata menerima berkat itu memiliki sebuah konskwensi. Menerima berkat berarti juga harus mempertanggungjawabkan berkat itu secara benar di hadapan Tuhan. Sebenarnya sama beratnya ketika kita menerima persoalan ujian atas tantangan kehidupan. Ketika kita gagal mengelola berkat, dampaknya bisa tidak baik bagi kehidupan kita. Kegagalan mengelola berkat Tuhan bisa merugikan diri sendiri bahkan bisa berpotensi kehilangan kesempatan kita untuk mendapatkan berkat tersebut.
Manusia memang selalu dipenuhi oleh sifat kedagingan atau keduniawaian. Memiliki banyak berkat Tuhan belum tentu menjadikan mereka bersyukur lalu mengelola agar berkat itu juga bermanfaat bagi siapa saja. Rasa takut kekurangan atau kehilangan adalah hambatan besar bagi manusia untuk membagikan aneka macam berkat Tuhan. Mari mencoba mengingat dari mana berkat itu berasal. Jika kita sudah mampu meyakini bahwa berkat itu adalah pemberian Tuhan, maka kita akan dimampukan untuk mengelola berkat itu agar bermanfaat bukan hanya bagi kita tetapi juga bagi sesama. [Oka]
“Menyadari segalanya adalah pemberian Tuhan akan menyehatkan batin.”