Merespon Kasih Setia Allah Pancaran Air Hidup 6 Mei 2024

6 May 2024

Bacaan: Ulangan 7 : 1 – 11  ǀ  Pujian: KJ. 466a
Nats: “Sebab itu, haruslah kauketahui bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia kepada orang yang mengasihi Dia dan memegang perintah-Nya, sampai seribu keturunan.” (Ayat 9)

Firman Tuhan hari ini menjadi sulit dipahami dengan pola pikir modern. Sebab kita hidup pada masa dimana teritorial antar negara, telah disepakati bersama. Bahkan hidup berdampingan dengan bangsa/suku/agama lain adalah sebuah keniscayaan. Sehingga kita perlu menempatkan teks Firman Tuhan hari ini, pada konteks zaman dimana peristiwa tersebut ditulis. Namun, pesan sebenarnya yang ingin disampaikan adalah tentang keseriusan Allah menjaga dan memelihara umat-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, karena Ia adalah Allah yang setia. Jika Ia berjanji akan membawa umat-Nya ke Tanah Perjanjian, maka janji-Nya pasti dipenuhi.

Belas kasih Allah bergantung sepenuhnya pada Allah, bukan pada manusia. Seberapa pun hebat dan baiknya kita, kasih setia Allah tidak bergantung pada hal itu. Firman yang kita baca hari ini memberikan penegasan di ayat 7, “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu, bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa?”. Hal ini berarti tidak ada apa-apa dalam diri kita yang bisa dijadikan landasan untuk beroleh kasih setia Allah. Sebab kasih setia Allah adalah anugerah yang tidak bisa dibeli atau ditukar dengan hal apapun, termasuk berbagai hal baik yang kita lakukan.

Kasih setia Allah diberikan sebagai anugerah, maka kita seharusnya juga serius mengikut Allah. Anugerah Allah menuntut tanggung jawab yang besar bagi siapa pun juga yang mendapatkannya. Karena itu, kasih setia Allah senantiasa dijanjikan kepada “orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya.” (Ay. 9). Itu sebabnya dikatakan “Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini untuk dilakukan.” (Ay. 11). Hal ini berarti jika kita telah mendapat anugerah-Nya, maka mari kita menjalani hidup ini dengan lebih bertanggung jawab dan setia memegang perintah-Nya. Yakinlah, bahwa kasih setia Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Amin. [YAH].

“Anugerah Allah yang kita terima, juga menutut tanggung jawab dan kesetiaan kita, untuk terus hidup dalam kebenaran Firman-Nya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak