Andai Aku Jadi Orang Kaya

31 January 2017

Bacaan : Yakobus 5 : 1 – 6 | Pujian: KJ 433
Nats: Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! [ayat 1]

Anda pasti pernah mendengar lagu Oppie Andaresta yang berjudul ‘Cuma Khayalan’, yang liriknya berbunyi: “Pengen punya mobil mewah lengkap dengan AC, tape dan sopir pribadi. Wiih, kemana-mana tinggal minta anter deh. Pergi santai, sambil denger musik sama temen-temen gue. Gak kepanasan lagi. Pengen punya rumah gedong lengkap dengan pelayan, perabotan lux, plus kolam renang kayak di film. Mau ini itu tinggal perintah. Hidup serasa di istana, trus kalo kepanasan, gue ajak temen-temen gue nyebur deh. Andai a a a a aku jadi orang kaya. Andai a a a a a nggak usah pake kerja (bisa gak ya?! gak bisa). Andai, andai, andai……”

Ada banyak orang yang berangan-angan untuk menjadi kaya, karena mengira bahwa kalau menjadi kaya maka jaminan bahwa hidupnya pasti berbahagia karena semua masalah akan beres. Sehingga sampai-sampai menghalalkan segala macam cara agar bisa memperkaya diri, misal: menipu, penggelapan pajak, pencurian aset perusahaan dsb, yang semua ini dimotivasi oleh keserakahan. Karenanya, tak henti Alkitab memperingatkan bahwa kalau kita ingin mengasihi Allah maka harus berhati-hati dengan uang dan kekayaan. Karena, ada banyak masalah yang ditimbulkan oleh hal tersebut. Peringatan rasul Yakobus dalam bacaan kita hari ini begitu keras tentang kekayaan: orang-orang kaya akan menangis dan meratap karena tumpukan harta mereka akan hancur (ayat 1-2).

Tentu saja, menjadi seorang kristiani yang kaya tidaklah salah. Tetapi menjadi salah jika, sebagaimana disoroti oleh Yakobus, orang kaya tersebut menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri (ayat 2-3), apalagi kalau ditempuh dengan cara menindas pekerjanya (ayat 4), lalu hidup dalam kemewahan yang sia-sia (ayat 5), terlebih menghancurkan hidup orang benar (ayat 6). Kekayaan menjadi duka bagi hati Allah ketika kita meraihnya dengan cara yang salah serta tujuan yang salah. [Retno]

“Orang yang menyadari uangnya adalah sebuah talenta dari Allah akan menggunakan dengan hemat, dan akan merasakan suatu kewajiban untuk menyimpannya agar ia dapat memberi.”
(Ellen G White)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak