Akar Pahit

21 February 2017

Bacaan : Ibrani 12 : 14 – 16 | Pujian: KJ 467
Nats. “Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang!” [ayat 15]

Semua hal buruk, kekecewaan dari luar seperti dari tetangga, keluarga, teman kerja, gereja, dll akan menimbulkan kepedihan hati atau akar pahit dalam kehidupan kita. Apakah akar pahit itu? Mengapa dikaitkan dengan hilangnya kasih karunia Allah dan mencemarkan banyak orang? Sesungguhnya kepahitan merupakan sebuah bentuk kemarahan, kekecewaan yang terus dipelihara yang bisa menimbulkan penyakit dalam hati dan akan bernanah.

Ada dua akibat yang terjadi jika penyakit sudah bernanah itu dipertahankan, yaitu akan menimbulkan bau tidak enak untuk sekitar dan kesakitan untuk diri sendiri. Kita bisa melihat jika ada kepahitan di dalam hati pasti yang keluar dari mulut adalah sesuatu yang negatif. Dan jika yang mendengarkan adalah orang-orang yang gampang terpengaruh, usia muda, imannya belum kuat, maka akan banyak menimbulkan kerusuhan, memperlemah/ menghancurkan iman mereka. Sebaliknya untuk diri sendiri, kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk mendapatkan berkat dan kasih karunia Allah.

Apakah sekarang kita sedang mengalami kepahitan di dalam hati kita? Terhadap orang lain, saudara, pasangan, lembaga, atau orang-orang yang ada di gereja? Kita bergumul untuk bisa mengampuni? Mengampuni adalah bentuk memaafkan dan melupakan. Kita bisa memaafkan tetapi kita sulit melupakan.

Seorang guru hendak mengajarkan kepada muridnya dengan memberikan sebungkus serbuk buah mahoni yang dilarutkan dalam segelas air untuk diminum dan serbuk buah mahoni yang dimasukkan dalam sebuah telaga kemudian air telaga itu juga harus diminum. Si murid mengatakan, betapa pahitnya larutan yang di dalam gelas, sebaliknya air yang di danau sama sekali tidak terasa. Tetap tawar dan segar. Serbuk itu diumpamakan semua hal buruk dan kepahitan yang kita alami dalam hidup ini, yang menentukan pahit tidaknya adalah seberapa luas wadah yang menampungnya. [DYRA]

‘Kepahitan tidak akan menyiksa dan menyengsarakan jika hati kita dengan lapang menerimanya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak