Pemahaman Alkitab September 2023

Pemahaman Alkitab (PA) September 2023 (I)
Bulan Kitab Suci

Bacaan: Yeremia 17 : 5 – 18
Tema Liturgis:
Kitab Suci sebagai Pedoman Nilai-nilai Kerajaan Allah
Tema PA:
Alkitab Pedoman Hidupku

Pengantar
Masuk bulan September, kita masuk pada bulan Kitab Suci. Mengantar Pemahaman Alkitab saat ini ada sebuah ilustrasi yang demikian:

Ketika kita membeli kendaraan bermotor baru, maka kita akan mendapatkan buku pedoman penggunaan dan perawatan kendaraan bermotor tersebut. Isinya menyebutkan tentang penjelasan komponen-komponen kendaraan bermotor tersebut, petunjuk pengoperasian, petunjuk keselamatan, jadwal perawatan berkala, garansi, dll. Seorang pemiliki kendaraan bermotor yang mengikuti arahan dan petunjuk dari buku pedoman tersebut, maka kendaraan yang ia gunakan akan awet, terawat, dan tahan lama. Sebaliknya, jika dia hanya memakai saja tanpa memperhatikan perawatan kendaraan tersebut, maka lama kelamaan kendaraan itu akan rusak dan tidak dapat dipergunakan. Bahkan dapat mencelakakan dirinya sebagai pengguna.

Ilustrasi ini juga menggambarkan tentang hidup manusia di dunia. Sebagai orang Kristen, kita memiliki Alkitab yang menjadi pedoman hidup. Melalui Alkitab, kita mengetahui Allah dan kehendak-Nya bagi kita. Kita mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas tentang iman dengan belajar dari para tokoh iman dalam Alkitab. Alkitab juga mengajarkan kita bersikap baik, kasih, sabar, rendah hati, dll, yang membimbing kita kepada kebenaran hidup. Dan melalui Alkitab pula kita mengetahui janji Tuhan, teladan hidup Kristus, dan ajaran Kristus bagi kita. Karena itu setiap orang yang hidup dengan berpedoman pada firman Tuhan yang ada dalam Alkitab, dia akan mengerti dan memahami maksud dan tujuan hidupnya. Firman Tuhan akan memampukannya untuk selalu berpegang teguh dan berpengharapan kepada Tuhan.

Pada kenyataannya, tidak semua orang bertekun dalam membaca, merenungkan dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam Alkitab. Akibatnya ia hidup dalam kegelapan dosa, ia ada hanya sekedar ada tanpa menghasilkan buah yang dapat dirasakan oleh orang lain. Saat masalah dan persoalan datang bertubi-tubi, bukan tidak mungkin ia akan mudah jatuh dan lari dari masalah. Firman Tuhan dalam bacaan kita saat ini menyatakan hal itu.

Penjelasan Teks
Melalui Yeremia, Allah mengingatkan bangsa Yehuda akan dosa-dosa yang mereka perbuat terhadap Allah. Oleh karena dosa inilah, Allah menghukum Yehuda. Ayat 1-4 menunjukkan dosa yang terukir dalam hati bangsa Yehuda. Apa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda, mereka telah menyimapng dari kehendak Allah. Mereka tidak lagi merespon firman Tuhan yang datang pada mereka. Apa yang ada dalam hati mereka semata hanyalah dosa.

Yeremia mengontraskan kehidupan bangsa Yehuda yang mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kenikmatan sesaat dengan kehidupan orang-orang yang mengandalkan Tuhan. Kehidupan orang yang mengandalkan kekuatan diri diibaratkan padang gurun dan semak bulus yang senantiasa kekeringan. Ayat 5 – 8 menjelaskan bahwa bangsa Yehuda lebih mengandalkan kekuatan manusia daripada Allah. Yeremia menyatakan orang yang mengandalkan kekuatan manusia atau kekuatan dirinya sendiri sebagai orang yang terkutuk. Artinya mereka tidak akan mendapatkan bagian keselamatan dari Tuhan. Yeremia juga mengutuk orang-orang yang hatinya menjauh daripada Tuhan. Ia mengumpamakan orang yang mengandalkan kekuatannya sebagai manusia dan menjauh daripada Tuhan, seperti semak bulus di padang belantara. Semak tersebut tidak akan mengalami keadaan yang baik, karena semak itu tinggal di tanah angus, di padang gurun yang tidak ada penduduknya. Maksud dari perumpamaan ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan menjauh dari Tuhan adalah kehidupan yang sia-sia, kehidupan yang menuju pada kematian. Ia tidak berbuah dan tidak dapat menjadi berkat.

Sebaliknya bagi mereka yang hidup dalam Tuhan serta mengandalkan kekuatan Tuhan dalam hidupnya, ia adalah seorang yang diberkati, sebab ia selalu berpengharapan kepada Tuhan. Yeremia mengumpamakan orang yang demikian itu seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang tumbuh dengan baik. (Ay. 7-8). Pohon yang selalu bertumbuh dan hijau daunnya, yang senantiasa menghasilkan buah. Pohon itu juga dapat mengalami masa-masa sulit, tetapi ia mendapatkan kekuatan dari Tuhan. Keadaan hidup boleh penuh masalah, tetapi pohon itu tetap hijau daunnya dan tidak berhenti menghasilkan buah. Itu jugalah yang dialami dan dirasakan oleh orang yang setia dan selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Ada janji penyertaan, pertolongan, perlindungan yang Allah berikan kepada mereka. Allah berkenan memberkati dan mencukupkan segala kebutuhan hidup mereka.

Ayat 9-13 menunjukkan bahwa hati bangsa Yehuda sudah sedemikian rusak dan korup sehingga tidak mungkin untuk diperbaharui lagi. Hati mereka terus menerus berbuat dosa. Karena itu Yeremia menubuatkan akan penghukuman Allah kepada mereka. Akan datang malapetaka dan bencana besar atas perbuatan bangsa Yehuda yang sudah rusak kehidupan moral, sosial dan spiritualnya. Meskipun mengetahui keadaannya, bangsa Yehuda tidak segera bertobat dan menyesali dosa-dosanya, sebaliknya mereka malahan mengolok-olok Yeremia dan firman Tuhan yang diberitakan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi dengan penghukuman Tuhan. Mereka justru menentang Tuhan (Ay. 15). Mereka juga menuduh Yeremia mengada-ada dan senang jika bangsanya tertimpa bencana dan malapetaka (Ay. 16). Mereka juga mengancam keselamatan Yeremia sehingga menyebabkan Yeremia berteriak minta tolong kepada Tuhan Allah agar membela dan melindunginya. (Ay. 14, 17-18).

Yeremia menyadari bahwa hidupnya tidaklah mudah, penuh dengan cemoohan dan pencobaan (Ay. 14-15). Tetapi Yeremia senantiasa menyandarkan hidupnya kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan senantiasa melindungi, menjaga, dan menyertai hidupnya.

 Pertanyaan untuk Didiskusikan

  1. Dari Yeremia 17:5-18, mengapa bangsa Yehuda menentang Allah walaupun Yeremia telah mengingatkan dan menasihati mereka untuk kembali kepada Tuhan?
  2. Langkah apakah yang perlu kita tempuh, agar hidup kita selalu berpedoman pada Firman Tuhan yang ada di Alkitab?
  3. Bagaimana peran kita sebagai gereja, menumbuh kembangkan kecintaan dan kegemaran dalam membaca Alkitab sebagai pedoman hidup kita? [AR].

Pemahaman Alkitab (PA) September 2023 (II)
Bulan Kitab Suci

Bacaan: 1 Yohanes 3 : 11 – 18
Tema Liturgis: Kitab Suci sebagai Pedoman Nilai-nilai Kerajaan Allah
Tema PA: Mengasihi sebagai Wujud Taat kepada Firman Tuhan

Pengantar
Alkisah dikisahkan pada suatu hari berkumpullah Kapak, Gergaji, Palu dan Api. Ditengah-tengah mereka ada sebongkah baja yang sangat besar. Kemudian mereka mengadakan perlombaan, siapa yang bisa memecahkan baja tersebut, dialah yang menang. Majulah si Kapak, ia mengayunkan mata kapaknya ke arah baja itu. Berulang kali dia mencoba untuk memecahkan baja itu, namun semakin lama kapak itu menjadi tumpul, kemudian menyerah. Berikutnya majulah Gergaji, ia mencoba memotong baja itu dengan gigi-giginya. Berulang kali ia menggerakkan gigi gergajinya, semakin lama gigi gergaji itu patah. Gergaji menyerah kalah. Giliran berikutnya si Palu maju. Dengan sekuat tenaga Palu berusaha untuk menghancurkan baja itu. Dipukulnya baja itu dengan kuatnya, berkali-kali ia memukul baja itu, tetapi justru ia sendiri yang terpental dan menyerah kalah. Terakhir majulah si Api. Dengan tenang Api memeluk baja itu, membelainya dengan nyala pasnasnya. Lama kelamaan baja itu lumer dan meleleh. Akhirnya apilah pemenangnya.

Mengasihi bukanlah hal yang asing bagi kita umat Kristen. Bahkan Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita untuk mengasihi musuh kita. Dalam berbagai pertengkaran yang terjadi seringkali tidak didapatkan perdamaian, karena pertengkaran menyebabkan sakit hati dan dendam. Akibatnya saling balas dan pertengkaran berlanjut menjadi peperangan yang mengakibatkan banyak orang meninggal dunia, karena tiada kasih. Manusia hidup penuh kebencian yang menyebabkan mereka sendiri hidup dalam kesengsaraan dan permusuhan. Di sinilah teladan Yesus Kristus menjadi gambaran yang sempurna tentang kasih dan mengasihi.

Penjelasan Teks
Bagi Yohanes kata kasih bukan sekedar kata benda atau kata sifat. Dalam teks Yohanes memakai kata kerja “mengasihi” (Ay. 11, 14, 18).  Sebagai kata kerja “kasih” tidak dapat dilepaskan dari relasi personal dan sosial dengan orang lain. Seseorang tidak dapat mengatakan ia mengasihi Allah tetapi relasi hidupnya dengan sesamanya tidak baik. Yohanes menggambarkan secara kontras kasih manusia dan kasih Allah dengan memperbandingkan Kain dan Kristus.

Kasih Kain. Dalam kitab Kejadian dikisahkan bahwa persembahan Kain tidak diindahkan Tuhan, sebaliknya persembahan adiknya Habellah yang diterima Tuhan. (Kej. 4:3-8) Akibatnya Kain membenci lalu membunuh Habel adiknya. Kegagalan Kain mengasihi Habel menyebabkan dia membunuh Habel. Oleh karena itu, Yohanes mengingatkan para pembaca suratnya jika mereka membenci perbuatan benar, maka tidak ada kasih di dalamnya. Yohanes menggunakan kisah Kain sebagai contoh kegagalan mengasihi. Kebencian dapat ditunjukkan secara aktif maupun pasif. Di mata Allah, membenci saudara sama dengan membunuh dia di dalam hati (Ay. 15).

Kasih Kristus. Kedatangan Yesus ke dalam dunia menunjukkan wujud kasih Allah kepada kita. Karya Yesus selama Dia hidup, baik perkataan maupun perbuatan menunjukkan kasih Allah kepada manusia. Itu nyata melalui pengorbanan Yesus yang rela menyerahkan nyawa-Nya, mati disalibkan agar setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh keselamatan. Untuk itu, orang yang percaya kepada Yesus patut meneladani kasih Kristus itu.

Ketika seorang percaya kepada Kristus, ia tidak lagi dikuasai dosa, ia akan melakukan apa yang benar di hadapan Allah dan mengasihi saudaranya di dalam Kristus (Ay. 11). Kasih kepada sesama ini menjadi tanda keselamatan ada dalam diri orang tersebut. Orang Kristen tidak perlu terkejut bila dunia membenci mereka, tetapi harus heran bila ada kebencian dalam tubuh Kristus (Ay. 13). Kasih sejati tidak hanya disimpan di hati, tetapi harus dinyatakan melalui tindakan. Berbagi makanan dengan mereka yang kelaparan atau berbagi berkat kepada mereka yang membutuhkan merupakan tindakan kasih yang nyata (Ay. 17-18).

 Pertanyaan untuk Didiskusikan

  1. Gambaran tentang Kain dan Kristus dalam bacaan kita adalah cara untuk membedakan kasih manusia dan kasih Allah. Bagaimanakah caranya agar hidup kita dipenuhi oleh kasih Allah?
  2. Mengapa kita harus saling mengasihi dan mengampuni?
  3. Sebutkan bentuk-bentuk kasih yang nyata baik dalam Alkitab maupun dalam kehidupan nyata! (masing-masing orang menyebutkan 1 contoh perwujudan kasih dalam hidup mereka). [AR].

 

 

Bagikan Entri Ini: