Pemahaman Alkitab Oktober 2023

1 September 2023

Pemahaman Alkitab (PA) Oktober 2023 (I)
Bulan Ekumene

Bacaan:  Hakim – hakim 16 : 1 – 22
Tema Liturgis:  GKJW Bersama Umat Lain Terlibat Mewujudkan Tanda-tanda Kerajaan Allah
Tema PA:  Melihat Kekuatan dan Kelemahan

Pengantar
Indonesia merupakan negara majemuk karena memiliki keanekaragaman budaya yang mencakup ras, etnis, suku, agama, bahasa, dan lain sebagainya. Dengan keanekaragaman tersebut, di satu sisi menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kesadaran menghayati, menghormati, dan menghargai perbedaan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun di sisi lain, keanekaragaman tersebut juga dapat menjadi kelemahan, bahkan ancaman bagi bangsa Indonesia, oleh karena ada pihak-pihak yang membenturkan atau memecah belah keanekaragaman tersebut demi kepentingan tertentu.

Penjelasan Teks
Kitab Hakim-hakim menggambarkan tentang kehidupan bangsa Israel sesudah menduduki tanah Kanaan yang diawali dengan sejarah kematian Yosua sampai periode sebelum pengangkatan Samuel dan Raja-raja Israel. Setelah kematian Yosua, usaha bangsa Israel untuk merebut tanah dan menaklukan suku-suku Kanaan terus berlanjut. Hidup berdampingan dengan penduduk setempat dan senantiasa terancam oleh keberadaan mereka menjadi sebuah ‘situasi’ baru bagi suku-suku Israel.      Di sisi lain secara internal bangsa Israel sendiri sedang mengalami kemerosotan rohani dan moralitas. Kemerosotan ini terjadi dalam banyak aspek kehidupan mereka, termasuk longgarnya persatuan nasional. Mereka mengabaikan Tuhan dan setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (Hak. 21:25). Pada akhirnya menimbulkan dosa, pemberontakan, dan penyembahan berhala. Israel telah jatuh dalam penyembahan berhala, karena berasimilasi dengan sistem kepercayaan suku Kanaan.

Hubungan yang semula damai dengan suku-suku asli Kanaan berubah menjadi sebuah permusuhan. Suku-suku asli Kanaan bangkit dan menindas orang-orang Israel dan menempatkan diri dalam posisi berkuasa atau superior. Terlebih Israel dianggap sebagai pendatang dan ditentang secara regional. Israel berada di dalam berbagai tekanan, intimidasi dan serangan. Suku-suku Kanaan ini menjadi alat penghukuman Tuhan kepada Israel yang dianggap melanggar perintah dan ketetapan-Nya. Tetapi di sisi lain, Tuhan ingin memulihkan hubungan dengan umat pilihan-Nya agar kembali setia pada perintah dan ketetapan-Nya tersebut. Di tengah berbagai tekanan dan ancaman, Tuhan mengirim sejumlah pembebas.

Dari serangkaian pembebas di masa Hakim-hakim, Simson adalah pembebas terakhir. Musuh yang dihadapi Israel pada masa itu adalah bangsa Filistin, suku bangsa yang berdiam mulai dari wilayah pantai Laut Tengah hingga masuk ke pedalaman di wilayah suku Yehuda. Suku bangsa ini ahli di dalam perdagangan dan memiliki sejumlah kota satelit yang maju di dalam kebudayaan dan tentu saja militer. Suku bangsa Filistin memiliki kota-kota besar yang berkubu, kuat di dalam militer dan kemampuan di dalam memproduksi aneka bentuk senjata dari baja. Tuhan menggunakan suku bangsa ini menjadi gangguan keamanan, ekonomi, dan politik bagi suku-suku Israel di wilayah itu, khususnya suku Dan, Yehuda, Simeon, Efraim, dan Benyamin. Di dalam latar belakang inilah cerita tentang Simson berada.

Pada pasal 16 ini menampilkan bagian akhir kehidupan Simson. Ayat 1-3 mengkisahkan sikap amoral Simson yang bersundal di Gaza. Hal ini menjadi kesempatan bagi orang-orang Filistin untuk menghadang, menangkap, dan membunuh Simson. Akan tetapi, upaya mereka mengalami kegagalan karena Simson menunjukkan kekuatannya dengan cara mengangkat daun pintu gerbang kota serta membawanya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron.

Ayat 4-22 beralih pada peristiwa pertemuan Simson dengan wanita dari lembah Sorek yang membuatnya jatuh cinta. Taktik lama pun terulang dimana hubungannya dengan wanita ini menjadi celah bagi musuh-musuhnya untuk menyusun siasat mengalahkan Simson. Para raja kota-kota Filistin menawarkan uang sebesar 1.100 uang perak bagi Delila jika ia berhasil mendapatkan rahasia kekuatan Simson. Tidak tahan dengan godaan, erangan, dan tangisan Delila melalui berkali-kali pencobaan penangkapan dan jawaban yang salah dari Simson, akhirnya sang pahlawan Israel inipun takluk dan membeberkan rahasia kekuatannya. Sementara Simson tertidur di pangkuan Delila, seorang suruhan mencukur habis rambut Simson, mematahkan janji kenazirannya sebagai hamba Allah.

Dalam keadaan terikat dan terkepung, Simson berpikir “Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas.” Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa Tuhan telah meninggalkan dia (16:19-21). Kali ini Simson kalah karena kesalahan yang dibuatnya sendiri. Dia telah kehilangan kekuatannya. Dengan mudah orang Filistin menangkap, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza menjadi penggiling di penjara. Pahlawan Israel ini pun berakhir tragis dalam kekalahan dan ketidakberdayaan.

Kisah Simson dan Delila mengingatkan kepada kita bahwa kekuatan dapat menjadi sebuah kelemahan. Kekuatan Simson terletak pada ketujuh rambut jalinnya. Ketika kekuatan itu dipatahkan dengan kelembutan (rayuan maut Delila diiming-imingi uang dan harta), Simson terkulai dan tidak berdaya. Selain itu, kisah ini juga mengingatkan akan adanya musuh di luar diri kita yang siap mengancam dan membunuh sewaktu-waktu. Seperti musuh-musuh Simson, orang-orang Gaza sudah mencoba melawan secara frontal. Mereka selalu kalah karena kekuatan mereka jauh di bawah Simson. Meskipun demikian, mereka tidak pernah putus asa dan menyerah walaupun mengalami kegagalan. Berkat usaha, perjuangan, strategi, dan semangat pantang menyerah inilah pada akhirnya mereka mampu mengalahkan Simson.

Pertanyaan untuk Didiskusikan

  1. Menurut saudara, apa saja kekuatan atau hal berharga yang dimiliki GKJW untuk mewujudkan tanda-tanda kerajaan Allah (kasih, sukacita, keadilan, kebenaran dan damai sejahtera) bersama dengan umat lain?
  2. Apa saja kelemahan maupun ancaman yang ada di GKJW untuk mewujudkan tanda-tanda kerajaan Allah bersama dengan umat lain?
  3. Dalam kehidupan orang Kristen, sering kali dijumpai hal yang sama dengan yang dialami oleh Simson, terkadang kekuatan sekaligus juga menjadi kelemahan, hal itu diakibatkan karena keinginan hawa nafsu lebih besar daripada ketaatan kepada kehendak Allah. Karena keinginan hawa nafsu dalam diri lebih dominan maka hal yang menjadi kekuatan dalam diri dapat menjadi kelemahan yang menjerumuskan dan menjadi malapetaka bagi diri kita sendiri. Menyikapi hal ini, apa yang harus kita lakukan sebagai umat Tuhan (khususnya sebagai warga GKJW) dalam membangun kehidupan: pribadi, keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara? [AS].

Pemahaman Alkitab (PA) Oktober 2023 (II)
Bulan Ekumene

Bacaan:  Kolose 2 : 16 – 23
Tema Liturgis: GKJW Bersama Umat Lain Terlibat Mewujudkan Tanda–tanda Kerajaan Allah
Tema PA: Jangan Mudah Terpengaruh 

Pengantar
Dalam kehidupan kita sehari-hari ada banyak hal yang dapat mempengaruhi pikiran, perilaku, sikap bahkan iman kita sebagai orang Kristen. Pengaruh itu bisa berasal dari ajaran, tradisi, lingkungan sosial, relasi dengan sesama umat beragama Kristen maupun umat beragama lain. Pengaruh itu pula dapat memberikan dampak, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena hal itu sebagai umat Tuhan kita harus memiliki iman, prinsip, dan pendirian yang kuat sehingga tidak dengan mudahnya terpengaruh oleh hal-hal yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Apalagi pengaruh itu dapat melemahkan bahkan menghancurkan iman kita.

Penjelasan Teks
Kolose 2:16-23 merupakan bagian dari Kolose 1:13-3:19 yang membahas tentang kedudukan dan peran penting Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat dalam kehidupan orang beriman di Kolose. Oleh karena pada saat itu iman warga jemaat Kolose terpengaruh berbagai macam ajaran guru-guru palsu, Gnostik dan berbagai macam tradisi keagamaan yang menyimpang. Oleh karena itu, dalam Kolose 2:16-23 ini rasul Paulus memberikan beberapa larangan yang disertai dengan alasan, dasar bahkan penjelasan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan jemaat Kolose sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus.

Pada ayat 16 rasul Paulus melarang jemaat Kolose untuk tidak “menghukum atau memperhamba diri mengenai makanan dan minuman”. Hal ini menunjuk kepada berbagai peraturan susunan makanan asketis Yahudi yang dianjurkan kepada jemaat Kolose sebagai sesuatu yang perlu untuk keselamatan (lih. Kol 2:17). Begitu pula yang berkaitan dengan “Hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat” menunjuk kepada beberapa hari suci yang wajib dilakukan pada penanggalan kalender Yahudi. Di sini rasul Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen telah dimerdekakan dari kewajiban hukum dan upacara keaagamaan seperti ini. Itu semua hanyalah sebuah “bayangan” saja, sedangkan wujud aslinya adalah Kristus itu sendiri (ayat 17).

Ayat 18 rasul Paulus melarang agar “tidak beribadah kepada malaikat, berkanjang¹ pada berbagai macam penglihatan dan membesarkan diri oleh pikiran duniawi”. Guru-guru palsu mengatakan bahwa mereka harus memohon kepada para malaikat dan menyembahnya sebagai perantara agar manusia dapat membangun hubungan atau relasi dengan Allah. Paulus menanggapi ajaran ini dapat menggantikan peran dan keutamaan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja yang tertinggi dan berkuasa. Hal penting yang harus diperhatikan dalam ayat ini adalah bahwa bermacam-macam praktik agama dari guru-guru palsu dilakukan menurut kehendak mereka sendiri. Mereka tidak memiliki kewibawaan yang alkitabiah. Mereka tidak bertindak sebagai bawahan berdasarkan kehendak Kristus. Mereka membesar-besarkan diri oleh rupa-rupa pikiran mereka yang duniawi. Mereka melakukan tepat sesuai apa yang mereka inginkan, bebas dari kehendak Tuhan. Namun, di dalam kelakuan mereka, guru-guru palsu ini kelihatan rendah hati dan alim.

Bahkan pada ayat 19 rasul Paulus menegaskan bahwa mereka tidak berpegang teguh pada Kepala. Di sini Tuhan Yesus digambarkan sebagai kepala dari anggota tubuh. Lebih jauh hal ini dijelaskan bahwa dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. Berbagai macam organ tubuh manusia dihubungkan oleh urat-urat dan sendi-sendi. Selanjutnya tubuh tersambung dengan kepala. Tubuh bergantung pada kepala untuk bimbingan dan arahan. Itulah yang ingin Rasul Paulus tekankan dalam ayat ini. Warga jemaat Kolose sebagai bagian anggota Tubuh Kristus di bumi seharusnya menemukan segala kepuasaan dan kecukupan di dalam Dia dan tidak terpikat oleh ajaran pengajar sesat yang meyakinkan.

Selanjutnya pada ayat 20-23 rasul Paulus menegaskan bahwa pengikut Kristus adalah orang-orang yang telah dibebaskan atau dimerdekakan dari roh-roh dunia, ajaran-ajaran manusia, dan peraturan yang menyimpang yang hanya berorientasi memuaskan hidup secara duniawi. Sebuah peraturan dan praktik keagamaan manusia semuanya memberi kesan nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri (merendahkan diri dan bahkan sampai menyiksa diri). Ibadah buatan sendiri artinya bahwa orang itu memakai suatu bentuk penyembahan sesuai dengan pikiran mereka sendiri mengenai apa yang benar daripada sesuai dengan firman Tuhan. Dengan demikian menegaskan bahwa setiap ajaran sesat sama sekali gagal untuk membuat manusia lebih baik secara rohani. Sementara mereka masih memberi kesan bahwa ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh kedagingan manusia untuk menyenangkan hati Tuhan akan tetapi mereka sendiri tidak bisa menahan diri dari keinginan dan nafsu duniawi. Secara sederhana, melalui ayat 20-23 ini rasul Paulus memberikan pengajaran bahwa orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus telah mati pada tubuh dosa dengan segala nafsu duniawinya. Selanjutnya hidup dalam kemuliaan Tuhan. Kita berbuat baik, beribadah, membangun relasi bukan oleh karena takut pada hukuman melainkan karena kita berusaha mengasihi Kristus yang telah mengorbankan hidup-Nya untuk kita.

 Pertanyaan untuk Didiskusikan

  1. Hal apa saja yang dapat mempengaruhi pikiran, perilaku, sikap bahkan iman saudara dalam membangun persekutuan dan pelayanan di GKJW? Dan bagaimana respon saudara terhadap pengaruh itu?
  2. Menurut saudara, bagaimanakah pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), budaya, relasi GKJW dengan umat lain terhadap kehidupan persekutuan dan pelayanan di GKJW?
  3. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan GKJW bersama umat lain untuk mewujudkan tanda-tanda kerajaan Allah (kasih, sukacita, keadilan, kebenaran dan damai sejahtera) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? [AS].

_____________

¹Dalam terjemahan bahasa Yunani dan NKJV berbunyi: melanggar ke dalam hal-hal yang tidak kelihatan. Ini sesuai dengan ajaran Gnostik yang menyatakan bahwa mereka memiliki misteri-misteri sangat dalam dan rahasia. Supaya mengetahui misteri itu, seseorang harus diinisiasikan atau ditahbiskan.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak